Bikin manual tata hubungan kantor yang jelasdan gampang dipahami itu penting banget, apalagi untuk menjaga komunikasi dan kerja sama antar staf tetap lancar. Nah, agar hasilnya efektif, ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Tentukan tujuan manual
Pastikan dahulu, manual ini untuk apa. Contohnya,apakah untuk memandu komunikasi antar divisi, mengatur etika profesional, atau menjelaskan alur pelaporan. Jika tujuannya jelas, maka isinya akan lebih terarah.
2. Gunakan bahasa yang sederhana
Hindari istilah yang terlalu teknis atau bertele-tele. Gunakan bahasa sehari-hari yang biasa dipakai dikantor. Apabila ada istilah khusus, tambahkan penjelasan agar semua paham.
3. jelaskan struktur organisasi
Kasih gambaran siapa yang bertanggung jawab atas apa. Sertakan diagram struktur organisasi agar mudah dimengerti. Misalnya, siapa yang harus melapor ke siapa, atau siapa yang berwenang mengambil keputusan.
4. susun alur komunikasi yang jelas
Jelaskan cara komunikasi antar staf, divis, atau dengan atasan. Misalnya, apa saja media komunikasi yang boleh digunakan (email, chat kantor, atau meeting langsung).
5. tetapkan aturan etika dan tata krama
Jelaskan bagaiman staf seharusnya bersikap saat berinteraksi. Contohnya, pakai bahasa sopan, hindari gosip di tempat kerja, dan tetap menghormati aturan kantor.
6. berikan contoh situasi nyata
Agar lebih mudah dipahami, tambahkan contoh-contoh praktis. Misalnya: " kalau ada staf ingin cuti, ajukan melalui HR dan beritahu atasan minimal 2 minggu sebelumnya". "jika ada konflik antar divisi, laporkan ke supervisor untuk mediasi".
7. gunakan format yang teratur
Agar mudah dibaca, gunakan format yang rapi seperti gunakan poin-poin (bullet points), tambahkan heading/subheading, atau kalau perlu tambahkan tabel atau diagram agar lebih visual.
8. sosialisasi ke semua staf
Setelah manual selesai, jangan hanya dibagikan, tapi juga dijelaskan langsung melalui sesi pelatihan atau meeting. Pastikan semua orang mengerti dan tahu cara menerapkannya.
9. review dan update secara berkala
Aturan kantor itu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Jadi, jadwalkan waktu untuk mengevaluasi manual ini, misalnya setahun sekali, agar tetap relevan.
Manual yang baik itu bukan hanya dokumentasi formal, tapi jadi panduan praktis yang mempermudah kerja semua orang. Jadi, buatlah dengan pendekatan yang simpel, jelas, dan langsung ke intinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H