Jelaskan bagaiman staf seharusnya bersikap saat berinteraksi. Contohnya, pakai bahasa sopan, hindari gosip di tempat kerja, dan tetap menghormati aturan kantor.
6. berikan contoh situasi nyata
Agar lebih mudah dipahami, tambahkan contoh-contoh praktis. Misalnya: " kalau ada staf ingin cuti, ajukan melalui HR dan beritahu atasan minimal 2 minggu sebelumnya". "jika ada konflik antar divisi, laporkan ke supervisor untuk mediasi".
7. gunakan format yang teratur
Agar mudah dibaca, gunakan format yang rapi seperti gunakan poin-poin (bullet points), tambahkan heading/subheading, atau kalau perlu tambahkan tabel atau diagram agar lebih visual.
8. sosialisasi ke semua staf
Setelah manual selesai, jangan hanya dibagikan, tapi juga dijelaskan langsung melalui sesi pelatihan atau meeting. Pastikan semua orang mengerti dan tahu cara menerapkannya.
9. review dan update secara berkala
Aturan kantor itu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Jadi, jadwalkan waktu untuk mengevaluasi manual ini, misalnya setahun sekali, agar tetap relevan.
Manual yang baik itu bukan hanya dokumentasi formal, tapi jadi panduan praktis yang mempermudah kerja semua orang. Jadi, buatlah dengan pendekatan yang simpel, jelas, dan langsung ke intinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H