C. PENUTUPÂ
a) Kesimpulan : kegiatan / tradisi tingkeban (tujuh bulanan) ada sejak jaman nenek moyang. Tradisi ini turun-temurun dan dipercayai sebagai tolak-balak dan ritual sebagai melewati segala kecemasan. Tradisi ini bertujuan untuk memohon kepada allah swt. agar bayinya terlahir sehat, lengkap dan cepat. Dalam acara ini para undangan membaca do'a untuk calon ibu agar janin yang dikandung sehat dan dijaga sampai nanti kelahiran serta menjadi anak yang saleh dan shaleha. Ulama' tidak melarang tradisi tersebut selama tradisi tersebut tidak menyalahi syariat kepada Allah swt. Biasanya dalam acara ini tuan rumah mengundangi dan memberi dan menyuguhi makanan sebagai bentuk rasya syukur atas rezeki yang allah berikan. Upacara tingkeban ini juga salah satu wujud untuk memperlihatkan rasa syukur/kenikmatan yang telah dianugrahkan oleh Allah swt. berupaa jabang bayi yang telah didambakan oleh sepasang suami istri dan dengan harapan bayi tersebut lahir dengan sehat.
b) Saran:
- Sebaiknya budaya ini bisa dilestarikan kepada anak cucu dengan tujuan yang baik.
- Tetap menjaga nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
- Jangan sampai menyalahi syariat islam.
NAMA : HABIBAH KURNIAWATI
NIM: Â Â 101190207
KELAS : SA.H
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI