Mohon tunggu...
Habibah
Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selain menulis di Kompasiana, saya juga menulis di brownisnis.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Mengapa Orang-Orang Memilih Kendaraan Pribadi?

27 November 2023   10:54 Diperbarui: 27 November 2023   11:01 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari, ribuan kendaraan berlalu lalang di jalan raya. Di antaranya kendaraan pribadi, kendaraan umum, atau bahkan truk-truk besar yang terasa menakutkan jika berada di dekatnya. Seperti, truk molen yang terus mengaduk semen di dalam mesinnya.

Tapi sadarkah kawan, makin hari, rasanya kendaraan pribadi lebih sering melewati jalan raya. Sampai-sampai, kendaraan umum, menjadi terasa makin sedikit dijumpai. Padahal, dalam satu kendaraan pribadi, mobil misalnya, tidak semuanya diisi banyak orang. Mungkin penumpangnya hanya satu, sang sopir seorang.

Selain mobil, motor juga berlalu lalang tak kalah banyaknya. Kendaraan ini hanya menampung dua orang. Tapi, jumlahnya sangat mendominasi sehingga menimbulkan polusi yang banyak pula.

Konon, Pemerintah Kota Bandung ingin menekan jumlah kendaraan pribadi guna mengurangi polusi dan kemacetan. Terlebih, Bandung merupakan kota dengan jumlah pendatang yang cukup banyak. Membuat kendaraan makin bertambah dari yang seharusnya. Maka, warga Bandung didorong untuk menggunakan kendaraan umum dalam kegiatan sehari-harinya.

Namun, banyaknya orang yang menggunakan kendaraan pribadi pun pasti memiliki alasan mengapa ia tidak memilih kendaraan umum. Salah satu alasannya, ya karena mereka memiliki kendaraan pribadi. Ya, cukup sederhana. Mereka yang memiliki kendaraan pribadi, kemungkinan besar akan memilih untuk memanfaatkan kendaraannya sendiri.

Oke, sekarang, posisikan bahwa kita adalah orang yang tidak punya kendaraan pribadi. Ke mana pun, menaiki kendaraan umum untuk bepergian. Namun, terpaksa berhenti di suatu jalan karena tempat yang kita tuju nyatanya tidak dijangkau oleh kendaraan umum. Maka mau tak mau, kita harus mencari alternatif lain untuk sampai di tujuan tersebut. Entah menaiki ojek, becak, atau kendaraan lain yang memiliki pangkalan di sekitar jalan tersebut. Atau mungkin parahnya, harus berjalan kaki karena tak ada kendaraan yang memadai untuk mengantar kita ke tempat yang dituju.

Nah, setelah pergi, pastinya kita ingin pulang untuk beristirahat. Ketika pulang, kita harus menunggu kendaraan umum lagi. Kalau kendaraan yang kita ingin memang biasa berseliweran sih, ya tidak masalah. Tapi apa kabar jika kendaraan yang kita ingin, justru jarang melewati jalan tersebut? Inilah waktunya untuk menguji kesabaran.

Lain lagi kalau di daerah Bandung Timur. Di Bandung Timur, cukup banyak perumahan yang lokasinya berada di jalan gunung. Untuk menuju ke sana, kita harus melewati jalan yang menanjak. Dan tentu, dari jalan raya, tidak ada angkutan umum untuk mengantar kita ke sana selain ojek. Itu pun, tarifnya cukup tinggi. Dan jika ingin ke jalan raya, sulit lagi untuk mencari kendaraannya. Bahkan ojek online pun, dilarang masuk ke arah sana karena adanya ojek pangkalan.

Dari sini, tak heran jika kita melihat makin banyaknya kendaraan pribadi, khususnya kendaraan roda dua. Namun, berhubung Pemerintah Kota Bandung kabarnya ingin menekan penggunaan kendaraan pribadi, saya harap ada perbaikan dari kendaraan umum dulu ya, Pak. Maksimalkan dulu kendaraan umum agar bisa menjangkau lebih banyak wilayah. Selain itu, janganlah ada sopir yang mabok atau kebut-kebutan seperti di angkutan umum (angkot). Dan semoga, kenyamanan dalam kendaraan umum lebih ditingkatkan lagi. Utamanya angkot, yang kabarnya akan digantikan dengan mikrobus di 2024 mendatang.

Terus terang, saya sebagai warga Bandung asli, ikut senang jika polusi di kota tersayang bisa berkurang. Tapi, saya juga butuh kenyamanan dalam bepergian. Apalagi saya juga termasuk warga yang sering bepergian menggunakan kendaraan umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun