Saat itu, saya masih SD. Mungkin sekitar kelas 1 atau 2 SD. Saya diajak menonton film Laskar Pelangi di Bioskop Astor bersama sepupu-sepupu saya. Letaknya berdekatan dengan pasar dan merupakan satu-satunya bioskop di kecamatan tempat kami tinggal.
Namun, dikutip dari situs web AyoBandung, Bioskop Astor resmi ditutup di tahun 2011. Dan hingga kini, gedung bekas bioskop tersebut terbengkalai dan tidak terurus.
Sejak bioskop itu ditutup, tidak ada lagi bioskop terdekat di Bandung Timur yang kami tuju untuk menonton film baru. Jadi kalau mau menonton bioskop, ya harus ke Bandung kota. Misalnya di Braga Citywalk, Bandung Electronic Center (BEC), atau Bandung Indah Plaza (BIP).
Di tahun 2018, sebuah bangunan kosong menjelma menjadi sebuah mall di Bandung Timur. Sebelumnya, bangunan tersebut sempat memiliki nama Bandung Timur Plaza (BTP). Namun di tahun tersebut, mall ini justru diresmikan dengan nama Ujungberung Town Square atau yang biasa disingkat dengan Ubertos. Di Ubertos inilah, bioskop XXI hadir bagi warga Bandung Timur.
Fasilitas Cinema XXI di Ubertos tidak kalah nyaman dengan bioskop-bioskop yang ada di Braga, BEC, BIP, atau di mall-mall lainnya. Bahkan bisa dibilang, cukup setara. Nyamannya iya, luasnya iya, bersih juga, ya oke deh buat standar bioskop.
Belum lagi, harga tiketnya terhitung murah dibanding bioskop di tempat lain. Di Ubertos, kita bisa membeli tiket dengan perkiraan harga mulai Rp25.000-Rp30.000 (tergantung weekdays/weekend). Sedangkan di BEC misalnya, tiket untuk weekdays saja sudah Rp35.000. Ya, selisih Rp10.000 sih. Tapi setidaknya, kalau nonton di Ubertos, saya bisa hemat bayar tiket sekaligus hemat ongkos.
Sampai saat ini, XXI di Ubertos masih terus beroperasi dan ramai dikunjungi penonton setiap harinya. Terakhir kali ke sana, saya menonton Petualangan Sherina 2 di akhir September lalu dengan harga tiket Rp30.000. Film yang membuat saya penasaran berkat cuplikan-cuplikan teaser-nya di media sosial. Belum lagi, saya juga menyukai lagu-lagu soundtrack di Petualangan Sherina, meski bukan berasal dari kalangan anak kelahiran 90-an.
Saat itu, saya menonton Petualangan Sherina 2 sendirian. Ya, hitung-hitung me time sih. Lagi pula, saya ingin merasakan nonton bioskop sendirian karena sebelumnya selalu ditemani kakak/teman kalau nonton bioskop. Akhirnya, ini adalah momen pertama kalinya saya menonton bioskop sendirian setelah hidup lebih dari 20 tahun.
Sayangnya, bioskop masih tutup ketika saya tiba di sana. Namun ketika bioskop dibuka dan saya memesan tiket, ternyata tiket Petualangan Sherina di jadwal yang saya tuju sudah terjual kira-kira seperdelapannya. Wow, ternyata cukup laris juga film ini. Film musikal yang ditujukan untuk semua umur, sehingga saya tak heran ketika melihat banyak anak-anak duduk di kursi bioskop untuk menonton Petualangan Sherina 2.
Sepanjang film, saya benar-benar menikmati adegan demi adegan dan lagu demi lagunya. Dengan nada yang serupa tapi lirik yang berbeda dengan soundtrack Petualangan Sherina 1, film sekuelnya ini berhasil membuat saya berdendang pelan sendirian di kursi paling ujung kiri. Bahkan beberapa lirik di antaranya, masih terngiang sampai saat ini.
Salah satu lirik lagu yang terngiang-ngiang di kepala saat saya keluar bioskop adalah lagu yang dinyanyikan Sherina dan Sadam ketika adegan di pantai, "Betapa bahagianya, bersama berdua, betapa senangnya."
Ingin rasanya menyanyikan lagu tersebut. Tapi, pikir saya, saya kan ke bioskop sendirian. Tidak berdua. Masa pakai lirik yang "bersama berdua" sih? Jadi ya sudah, saya pakai lirik yang lain saja. "Betapa bahagianya, akan kuraih, betapa senangnya."
Terdengar agak miris sih, haha. Tapi setidaknya rasa penasaran saya untuk menonton Petualangan Sherina 2 terbayar tuntas di hari ketiga penayangannya. Dan, film ini menjadi film favorit saya dengan semua lagu yang ada di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H