Mohon tunggu...
Habibah
Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selain menulis di Kompasiana, saya juga menulis di brownisnis.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jam Kuliah Berloncatan, Ongkos Angkot Naik, Lalu Harus ke Mana?

12 September 2022   13:11 Diperbarui: 15 September 2022   12:30 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Supir angkot di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengisi BBM di SPBU.(Foto: KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah) 

"Dari mana, Neng?" tanya supir angkot yang angkotnya saya tumpangi sebelumnya.

"Ujungberung," jawab saya.

"Jadi empat ribu." Mendengar itu, saya bertanya-tanya.

"Kan tiga ribu, Mang," protes saya karena merasa telah membayar ongkos angkot seperti biasanya, dengan selebaran uang dua ribu rupiah dan uang koin seribu rupiah.

"BBM-nya naik, Neng."

Mau tak mau, akhirnya saya membuka resleting tas paling depan untuk mengambil uang dua ribu rupiah, yang niatnya akan digunakan untuk ongkos angkot pulang dari kampus.

"Ini, Mang." Saya menukarkan  uang dua ribu rupiah dengan koin seribu rupiah yang sebelumnya telah diberikan pada supir angkot dan menyimpannya ke dalam saku celana.

Setelah mobil angkot itu pergi, saya berbalik dan berjalan menuju ruang kelas sambil berceloteh tentang naiknya ongkos angkot hari itu. 

Ya, meskipun tidak memiliki kendaraan pribadi, nyatanya saya tetap terdampak secara langsung akan naiknya harga BBM yang diresmikan mulai 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Ongkos angkot yang biasanya hanya enam ribu rupiah untuk bolak-balik Ujungberung-Cipadung, kini harus menghabiskan hingga delapan ribu rupiah. Memang sih, bedanya hanya dua ribu rupiah. Tapi tetap saja hal itu berharga bagi saya yang masih duduk di bangku kuliah.

Mengingat ongkos angkot yang naik, rasanya saya makin enggan untuk pulang ke rumah sementara jam mata kuliah yang ada justru loncat-loncat.

Misalnya di hari Senin, jam mata kuliah pertama berlangsung pada pukul 07.20 - 08.50. Sedangkan jam mata kuliah selanjutnya berlangsung pada pukul 14.00 - 15.20. 

Ada rentang waktu hingga lima jam di mana saya tidak mau pulang, tapi entah harus ke mana setelah jam pertama selesai.

Di minggu-minggu pertama, mungkin saya bisa ikut pulang ke indekos teman atau rumah teman yang letaknya tidak jauh dari kampus. Tapi apa teman tersebut bersedia menerima saya bertamu ke tempat tinggalnya di setiap Senin? 

Belum tentu. Lagipula, saya juga tak enak hati jika terus-menerus bertamu ke indekos atau rumah teman. Bukankah setiap orang punya kesibukan sendiri setiap harinya?

Untuk menyiasati hal itu, saya rasa perpustakaan adalah tempat yang tepat untuk beristirahat dalam rentang waktu tersebut. Tidak selama itu di perpustakaan juga sih. Bisa saja ke kantin untuk makan dulu. Atau me masjid kampus jika waktu sholat telah tiba.

Sepertinya hal ini lebih baik dibanding saya harus bolak-balik ke rumah dengan ongkos angkot yang makin naik harganya. 

Karena jika iya harus bolak-balik, otomatis saya harus menghabiskan uang sebesar enam belas ribu rupiah, hanya untuk ongkos. Terlalu sayang. Lebih baik saya gunakan untuk sarapan atau jajan di sekitar kampus. Hehe.

Lalu, kenapa harus ke perpustakaan?

Alasannya banyak. Pertama, tempatnya sepi dan orang-orang di sana tidak saling mengganggu. Kita bisa baca buku dengan tenang tanpa terusik suara-suara sekitar.

Kedua, selain membaca buku, saya bisa membuka laptop dengan nyaman jika saya bawa dan mengerjakan tugas di sana.

Ketiga, saya bisa menulis dengan leluasa di sana. Tentang apapun. Tidak harus tugas, tapi setidaknya bisa mengisi waktu luang dibanding berjalan lontang-lantung sekitar kampus tanpa tujuan yang jelas. 

Misalnya tulisan ini yang saya tulis di perpustakaan, menunggu jam mata kuliah selanjutnya datang. Atau jika memang tidak suka menulis, kamu bisa menonton film dengan headset atau melukis di atas kertas/buku yang dibawa sendiri guna mengisi waktu luang. 

Ya, itu sih saran saya. Jika kamu punya alternatif lain untuk mengisi waktu luang di kampus, silakan berbagi di kolom komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun