Mohon tunggu...
Habib Abdullah
Habib Abdullah Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Tlogosari 03

Guru Pendidikan Agama, saat ini sedang Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ANgkatan 7. saya menyukai musik dan pertandingan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan berbasi Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

15 April 2023   22:00 Diperbarui: 15 April 2023   21:58 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Habib Abdullah, S.Pd.I

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

dari SDN Tlogosari 03 Kabupaten Pati

Sudah Lebih dari 4 bulan saya mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 7, Sekitar perjalanan atau sekitar 75% telah menyelesaikan keseluruhan program pendidikan ini. Dari sekian lama telah banyak hal yang saya peroleh mulai dari Paket Modul 1. Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang berpihak pada Murid, dan Paket Modul 3: Pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Dalam setiap modulnya saling ada keterkaitan satu sama lain sehingga memunculkan pemahaman yang bertahap.

Jika dirangkum dari proses perjalanan pembelajaran saya sampai saat ini pada program guru penggerak ini, setidaknya ada beberapa hal berikut yang dapat saya fahami.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Pratap Trilokanya yakni  "Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani," yang berarti "Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan." keduanya memiliki pandangan yang kuat mengenai pendidikan dan kepemimpinan yang berakar dari budaya dan tradisi Indonesia. Hal tersebut dapat membantu pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan memberikan pandangan yang berpusat pada nilai-nilai yang penting dalam budaya Indonesia, bertanggung jawab dan berihak pada murid.

Dalam kombinasi, filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dapat membantu seorang pemimpin untuk mengambil keputusan dengan cara yang holistik, berdasarkan pada nilai-nilai budaya yang penting, serta dengan cepat namun tetap berdasarkan pertimbangan yang matang. Pemimpin yang menerapkan kedua filosofi ini akan fokus pada membentuk karakter individu bawahannya, memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat, dan mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat namun tetap berdasarkan pertimbangan yang matang dan terukur.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif. dapat berpengaruh besar pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi cara kita memandang dan memprioritaskan hal-hal yang penting dalam hidup kita, serta cara kita memperhitungkan risiko dan manfaat dalam suatu keputusan.

Selain itu nilai-nilai kebajikan universal yang kita yakini seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab, menjadi prioritas penting dalam pengambilan keputusan kita. Kita mungkin cenderung memilih jalan yang benar dan jujur, bahkan jika itu berarti harus mengambil jalan yang lebih sulit atau lebih lambat.

Di sisi lain, jika kita memiliki nilai-nilai seperti ambisi, persaingan, atau keuntungan, maka prinsip-prinsip tersebut mungkin lebih mempengaruhi keputusan kita. Kita mungkin lebih cenderung memilih jalan yang cepat dan efektif untuk mencapai tujuan kita, bahkan jika itu berarti mengambil risiko yang lebih besar atau mengeksploitasi orang lain.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa nilai-nilai tidak selalu saling bertentangan satu sama lain, dan setiap orang memiliki kombinasi nilai-nilai yang unik dalam dirinya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai kita secara cermat dalam pengambilan keputusan, dan berusaha untuk memilih prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan, yakni berfikir berbasis aturan, Berfikir berbasis kepedulian dan berfiki berbasis hasil akhir.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching dapat membantu kita untuk mengidentifikasi dan memahami bagaimana nilai-nilai kita mempengaruhi pengambilan keputusan kita, serta memberikan wawasan dan keterampilan baru dalam memperhitungkan risiko dan manfaat dalam suatu keputusan.

Dalam sesi coaching, pendamping atau fasilitator dapat membantu kita mengevaluasi keputusan yang telah kita ambil dan mengidentifikasi apakah keputusan tersebut efektif atau tidak. Mereka juga dapat membantu kita untuk menemukan pertanyaan-pertanyaan baru yang muncul setelah mengambil keputusan tersebut, sehingga kita dapat terus mengembangkan pemahaman kita tentang bagaimana keputusan kita mempengaruhi situasi atau masalah yang dihadapi.

Selain itu, coaching juga dapat membantu kita untuk memperoleh kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan. Dalam coaching, kita dapat belajar dari pengalaman kita sendiri dan pengalaman orang lain, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana keputusan yang telah diambil dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan. Coaching juga dapat membantu kita untuk terus belajar dan berkembang, sehingga kita dapat mengembangkan keterampilan dan wawasan baru dalam mengambil keputusan di masa depan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam menghadapi dilema etika, seorang guru harus dapat mengintegrasikan aspek sosial dan emosional dalam pengambilan keputusan, serta mempertimbangkan dampak keputusan tersebut terhadap siswa dan lingkungan sekitarnya.

Seorang guru yang memiliki kemampuan sosial emosional yang baik, seperti memiliki kesadaran diri dan kesadaran sosial, dapat membantu mereka untuk memahami perspektif siswa dalam situasi tertentu. Dengan memahami perspektif siswa, seorang guru dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan efektif dalam mengatasi dilema etika yang muncul.

Selain itu, kemampuan guru dalam manajemen diri sendiri dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan dengan cara yang lebih obyektif dan rasional. Dalam menghadapi dilema etika, seorang guru harus dapat menjaga emosi mereka tetap terkendali dan menghindari keputusan impulsif atau terlalu emosional.

Keterampilan berelasi guru dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Dalam situasi dilema etika, seorang guru yang memiliki hubungan yang baik dengan siswa dan rekan kerja mereka dapat mencari masukan dan dukungan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dan efektif.

Dan tentunya pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dapat berpengaruh besar pada pengambilan keputusan, terutama dalam situasi dilema etika untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan efektif, serta mempertimbangkan dampak keputusan tersebut terhadap siswa dan lingkungan sekitarnya serta dapat dipertanggungjawabkan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik dengan mengacu pada etika dan moral yang terkait dengan profesi mereka sebagai pendidik.

Misalnya, dalam sebuah kasus kenakalan anak, seorang pendidik dapat merujuk pada nilai-nilai etika yang berkaitan dengan integritas, keadilan, dan tanggung jawab. Dalam situasi ini, seorang pendidik harus mempertimbangkan bagaimana tindakan mereka akan mempengaruhi tanggung jawab siswa.

Dalam mempertimbangkan nilai-nilai etika dan moral, seorang pendidik harus memahami dan menerapkan kode etik yang berlaku dalam profesi mereka, seperti Kode Etik Guru secara nasional atau kode etik yang diterapkan di sekolah. Kode etik ini dapat membantu seorang pendidik dalam mengambil keputusan yang tepat dan mempertahankan integritas profesi mereka.

Selain itu, seorang pendidik juga dapat mengacu pada nilai-nilai yang dianut secara pribadi, seperti keyakinan agama atau budaya, untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan yang beretika. Namun, nilai-nilai pribadi ini juga harus diimbangi dengan prinsip-prinsip universal yang berlaku secara umum dalam profesi pendidikan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Ketika seorang individu atau kelompok mampu mengambil keputusan yang tepat, mereka dapat menghindari atau mengurangi konflik, ketidakpastian, dan keraguan yang dapat mempengaruhi lingkungan di sekitar mereka.

Sebelum pengambilan keputusan dapat dilakukan pengujian, diantaranya ada lima bentuk pengujian, mulai dari uji legal, Ketika keputusan yang diambil memperhatikan hukum dan tata perundang-undangan yang berlaku akan menghasilkan dampak yang kondusif, Hal ini karena keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai etika dan moral cenderung lebih bermartabat dan menghargai hak asasi manusia, serta memperhatikan kepentingan bersama.

Disamping itu juga perlu dilakukan pengujian regulasi, Ketika keputusan yang diambil memperhatikan peraturan-peraturan yang ada di dalam lingkungan tersebut. Dengan memperhatikan regulasi yang ada maka keputusan akan mempertahankan integritas sebuah lembaga.

Kemudian perlu dilakukan uji intuisi, uji intuisi perlu dilakukan agar tidak menimbulkan rasa penyesalan dalam diri kelak. Dengan pengujian intuisi dapat menjadikan hati merasa nyaman dan tenang.

Selain itu, keputusan yang tepat juga dapat dilakukan uji public untuk mengukur sejauh mana dampak yang diakibatkan di lingkungan sekitar. Ketika individu atau kelompok dapat memahami dampak dari keputusan mereka dan mengambil tindakan yang tepat, maka mereka dapat meminimalkan risiko dan menghindari situasi yang berbahaya.

Yang terakhir adalah uji panutan. Dengan menerapkan uji idola dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan di antara anggota lingkungan belajar atau kerja.

Dengan demikian, pengambilan keputusan yang tepat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Melalui keputusan yang beretika dan moral, individu atau kelompok dapat membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan produktif bagi semua orang.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Beberapa hal yang menjadi tantangan dalam mengambil keputusan terkait dilema etika antara lain:

  • Keterbatasan sumber daya, di Sekolah mungkin memiliki keterbatasan sumber daya, seperti waktu, tenaga, atau dana, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengambil keputusan yang tepat terkait dilema etika.
  • Ketidakpastian, situasi dilema etika mungkin sangat kompleks atau tidak jelas sehingga sulit bagi sekolah untuk mengambil keputusan yang tepat. Hal ini dapat menciptakan ketidakpastian dan meningkatkan risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan.
  • Perbedaan pandangan dan nilai, Setiap individu di lingkungan sekolah mungkin memiliki pandangan dan nilai yang berbeda-beda terkait dilema etika. Hal ini dapat membuat pengambilan keputusan menjadi sulit dan kompleks, karena perlu mempertimbangkan berbagai perspektif dan nilai yang berbeda.
  • Tekanan sosial, Kadang-kadang, sekolah dapat mengalami tekanan sosial untuk mengambil keputusan yang tidak selalu sesuai dengan nilai dan prinsip etika. Misalnya, sekolah mungkin merasa terpaksa untuk mengambil keputusan yang menguntungkan pihak tertentu, meskipun tidak sesuai dengan nilai etika.

Perubahan paradigma di lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan terkait dilema etika. Sebagai contoh, perubahan paradigma kebenaran lawan kesetiaan dapat mempengaruhi cara sekolah dalam mengambil keputusan terkait dilema etika. Dengan pendekatan kolaboratif, sekolah berupaya untuk melibatkan semua pihak terkait dalam proses pengambilan keputusan, sehingga dapat mencapai keputusan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Selain itu, perubahan paradigma juga dapat menciptakan kesadaran yang lebih besar terhadap pentingnya etika dan moral dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat membantu sekolah dalam mengembangkan kemampuan dan strategi yang lebih baik untuk menghadapi dilema etika, sehingga dapat mencapai keputusan yang lebih tepat dan beretika.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang tepat dalam pengajaran dapat berpengaruh besar terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Ketika kita dapat memilih pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, kita dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif dan memotivasi murid untuk mencapai potensi mereka yang sebenarnya. Hal ini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, beragam, dan berorientasi pada hasil.

Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:

  • Kesiapan belajar murid: Kita perlu mempertimbangkan tujuan pembelajaran dan memilih pembelajaran yang dapat membantu murid mencapai tujuan tersebu, materi pelajaran yang relevan, menarik, dan menantang bagi murid dan juga konteks pembelajaran, seperti situasi sosial, budaya, dan lingkungan, dan memilih pembelajaran yang sesuai dengan konteks tersebut.
  • Minat murid: Setiap murid mungkin memiliki kebutuhan pembelajaran yang berbeda-beda, seperti kebutuhan belajar visual, auditori, atau kinestetik. Kita perlu memahami kebutuhan individu ini dan memilih pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  • Profil belajar Murid: Murid mungkin memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, seperti pembelajaran visual, auditif, kinestetik, atau kombinasi dari ketiganya. Kita perlu memahami gaya belajar individu dan memilih pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar mereka.

Dalam memilih pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda, kita juga perlu memperhatikan prinsip pengajaran yang memerdekakan, seperti memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada murid dalam pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran kolaboratif, dan memotivasi murid untuk mencapai potensi mereka yang sebenarnya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab akan dapat memberikan dampak positif pada kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Hal-hal yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemimpin pembelajaran adalah:

  • Kualitas pembelajaran, Keputusan pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran yang diberikan kepada murid. Pemimpin pembelajaran yang mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang kondusif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memotivasi murid untuk belajar lebih baik.
  • Karakter dan sikap murid, Keputusan pemimpin pembelajaran juga dapat mempengaruhi karakter dan sikap murid di masa depan. Pemimpin pembelajaran yang mampu memilih pembelajaran yang tepat dan memfasilitasi pembelajaran yang inklusif dan berorientasi pada hasil dapat membantu murid membangun karakter dan sikap yang positif, seperti rasa percaya diri, kemandirian, dan kepedulian sosial.

Dalam hal ini, guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan dengan tepat dapat memberikan dampak positif yang besar pada kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin pembelajaran untuk terus mengembangkan kemampuan mereka dalam pengambilan keputusan yang tepat dan berorientasi pada hasil.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Berdasarkan pembelajaran modul materi ini, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan sangat penting dalam keberhasilan seorang pemimpin pembelajaran. Pemimpin pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif, aman, dan nyaman bagi murid-muridnya.

Modul-modul sebelumnya, seperti filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, visi guru penggerak, budaya positif, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional, dan coaching, memiliki keterkaitan erat dengan pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk aspek moral dan etika. Visi guru penggerak menciptakan gambaran bahwa seorang pemimpin pembelajaran harus berfokus pada menciptakan lingkungan belajar yang merangsang dan memberdayakan murid-muridnya. Pembelajaran sosial emosional dan coaching dapat membantu murid-murid dalam mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang efektif dan berbasis pada nilai-nilai kebajikan.

Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi, pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan dapat membantu pemimpin pembelajaran untuk memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid-murid yang berbeda-beda. Sedangkan dalam konteks budaya positif, pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif, aman, dan nyaman.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif, merangsang, dan memberdayakan bagi murid-murid. Pemimpin pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya, serta menciptakan dampak positif dalam dunia pendidikan secara keseluruhan.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dari modul ini, dapat dipahami bahwa dilema etika dan bujukan moral merupakan situasi atau permasalahan yang mengharuskan seseorang memilih antara beberapa pilihan yang memiliki implikasi etika atau moral yang kompleks. Bedanya bujukan moral lebih mudah diselesaikan karena suatu yang bertantangan antara benar lawan salah, sedangkan dilemma etika merupakan dua hal bertentangan antara benar lawan benar. Terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan, yaitu Individu vs kelompok, Kebenaran vs kesetiaan, keadilan vs kasihan, Jangka panjang vs jangka pendek dimana paradigm ini adalah sama-sama hal yang benar, namun harus dipilih salah satu untuk memperoleh keputusan yang bertanggung jawab, berpihak pada murid dan mengandung nilai-nilai kebajikan. Dalam pengambilan keputusan, terdapat 3 prinsip, yaitu berfikir berbasis peraturan, berfikir berbasis hasil akhir dan berfikir berbasis kepedulian. Selain itu, terdapat 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu mengidentifikasi nilai-nilai yang bertentangan, menentukan siapa saja yang terlibat, mengumpulkan informasi dan fakta-fakta yang relevan, melakukan pengujian benar atau salah, menguji paradigm benar lawan benar, memilih prinsip pengambilan keputusan, membuat opsi alternatif atau investigasi trilema, membuat keputusan dengan memilih alternatif, dan melaksanakan keputusan serta mengevaluasi hasil keputusan, memperbaiki hasil keputusan jika diperlukan, dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.

Hal-hal yang di luar dugaan mungkin terkait dengan berbagai dilema etika atau permasalahan moral yang kompleks yang muncul di lingkungan pendidikan, serta tantangan dalam mengambil keputusan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, sebelum saya mempelajari modul ini, dalam mengambil keputusan terkadang saya tidak melakukan pengujian secara lengkap, mungkin hanya pengujian legalitas atau intuisi saja. Setelah mempelajari modul ini, saya telah memahami berbagai paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam mengambil keputusan yang kompleks dan berdampak pada nilai-nilai moral atau etika.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dengan mempelajari konsep-konsep pengambilan kepuusan yang berbasis kepemimpinan, saya berharap dapat memberikan informasi dan berbagi wawasan dengan rekan sejawat sebagai rekan kolaborasi saya dalam membuat keputusan di sekolah.

Setelah mempelajari modul ini saya merasakan perubahan positif dalam cara mengambil keputusan, terutama dalam menghadapi situasi dilema etika atau moral. Melalui pemahaman konsep dilema etika dan paradigma pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan, saya berharap baik diri saya maupun rekan sejawat di sekolah dapat mengambil keputusan dengan lebih bijak dan bertanggung jawab terhadap dampak yang dihasilkan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik modul ini sangat penting bagi saya sebagai seorang guru atau pemimpin pembelajaran di sekolah. Karena suatu saat, saya pasti akan dihadapkan pada situasi di mana harus mengambil keputusan, terutama dalam kasus dilema etika. Dengan memahami konsep dan prinsip pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan, saya dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan bermartabat secara moral. Hal ini dapat membantu saya untuk membangun karakter yang baik dan berintegritas, yang sangat penting dalam menjalani kehidupan dan menjad pemimpin pembelajaran.

Salam guru Penggerak. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Salam dan Bahagia

Pati, 15 April 2023

Habib Abdullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun