Selain itu nilai-nilai kebajikan universal yang kita yakini seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab, menjadi prioritas penting dalam pengambilan keputusan kita. Kita mungkin cenderung memilih jalan yang benar dan jujur, bahkan jika itu berarti harus mengambil jalan yang lebih sulit atau lebih lambat.
Di sisi lain, jika kita memiliki nilai-nilai seperti ambisi, persaingan, atau keuntungan, maka prinsip-prinsip tersebut mungkin lebih mempengaruhi keputusan kita. Kita mungkin lebih cenderung memilih jalan yang cepat dan efektif untuk mencapai tujuan kita, bahkan jika itu berarti mengambil risiko yang lebih besar atau mengeksploitasi orang lain.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa nilai-nilai tidak selalu saling bertentangan satu sama lain, dan setiap orang memiliki kombinasi nilai-nilai yang unik dalam dirinya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai kita secara cermat dalam pengambilan keputusan, dan berusaha untuk memilih prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan, yakni berfikir berbasis aturan, Berfikir berbasis kepedulian dan berfiki berbasis hasil akhir.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching dapat membantu kita untuk mengidentifikasi dan memahami bagaimana nilai-nilai kita mempengaruhi pengambilan keputusan kita, serta memberikan wawasan dan keterampilan baru dalam memperhitungkan risiko dan manfaat dalam suatu keputusan.
Dalam sesi coaching, pendamping atau fasilitator dapat membantu kita mengevaluasi keputusan yang telah kita ambil dan mengidentifikasi apakah keputusan tersebut efektif atau tidak. Mereka juga dapat membantu kita untuk menemukan pertanyaan-pertanyaan baru yang muncul setelah mengambil keputusan tersebut, sehingga kita dapat terus mengembangkan pemahaman kita tentang bagaimana keputusan kita mempengaruhi situasi atau masalah yang dihadapi.
Selain itu, coaching juga dapat membantu kita untuk memperoleh kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan. Dalam coaching, kita dapat belajar dari pengalaman kita sendiri dan pengalaman orang lain, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana keputusan yang telah diambil dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan. Coaching juga dapat membantu kita untuk terus belajar dan berkembang, sehingga kita dapat mengembangkan keterampilan dan wawasan baru dalam mengambil keputusan di masa depan.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Dalam menghadapi dilema etika, seorang guru harus dapat mengintegrasikan aspek sosial dan emosional dalam pengambilan keputusan, serta mempertimbangkan dampak keputusan tersebut terhadap siswa dan lingkungan sekitarnya.
Seorang guru yang memiliki kemampuan sosial emosional yang baik, seperti memiliki kesadaran diri dan kesadaran sosial, dapat membantu mereka untuk memahami perspektif siswa dalam situasi tertentu. Dengan memahami perspektif siswa, seorang guru dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan efektif dalam mengatasi dilema etika yang muncul.
Selain itu, kemampuan guru dalam manajemen diri sendiri dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan dengan cara yang lebih obyektif dan rasional. Dalam menghadapi dilema etika, seorang guru harus dapat menjaga emosi mereka tetap terkendali dan menghindari keputusan impulsif atau terlalu emosional.