Nama -- nama seperti APEC (The Asia-Pacific Economic Cooperation ) yang berisi 21 negara, lalu ada MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang sesuai namanya beranggotakan negara -- negara Asean, juga ada EU di Eropa, dan Naftah di Amerika. Semuanya menerapkan perdagangan bebas antar negara anggotanya.Â
      Populernya konsep perdagangan bebas, tidak serta merta membuat konsep ini menjadi konsep yang ideal. Jika mencoba untuk lebih kritis terhadap konsep ini, kita akan menemui efek samping yang buruk terhadap penerapan konsep perdagangan bebas. Meskipun konsep ini ber-asumsi bahwa setiap negara akan memiliki kesempatan yang sama ketika menghilangkan trade barrier, namun perlu diketahui bahwa setiap negara memiliki kondisi yang berbeda -- beda.Â
Perbedaan kondisi ini secara tidak langsung akan menciptakan ketidak- adilan, jika ada dua negara menyepakati perdagangan bebas, maka negara yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik akan jauh lebih diuntungkan, dengan kekayaannya itulah negara itu dapat memproduksi sebuah barang yang berkualitas secara massal, sedangkan negara yang memiliki keterbatasan akan kesulitan untuk mengimbangi negara tersebut, perdagangan bebas akan memperparah kesenjangan kedua negara ini.Â
Oleh karena itu konsep perdagangan bebas ini dapat dikatakan lebih memihak kepada negara -- negara yang telah maju, baik secara ekonomi maupun teknologi. Dan kepopuleran dari penerapan konsep perdagangan bebas ini dapat ditengarai oleh hegemoni -- hegemoni negara yang diuntungkan (negara maju) yang menginginkan sistem ini dapat bertahan dan juga meluas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H