Mohon tunggu...
Habda Yul Ilmi
Habda Yul Ilmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Habda

Mahasiswa di Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Protokol Kesehatan dari Awal Pandemi hingga Saat Ini

27 April 2021   22:41 Diperbarui: 27 April 2021   22:46 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini kita masih harus beradaptasi dengan situasi pandemi COVID-19. Corona Virus Disease-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Covid-19 dapat menular dari orang ke orang melalui percikan (droplet) dari penderita yang batuk atau bersin serta kontak erat dengan penderita atau kontak dengan benda yang terkontaminasi oleh virus. Covid-19 masuk melalui mata, hidung, dan mulut, serta melalui tangan yang terkontaminasi oleh virus.

Pandemi COVID-19 diprediksi masih panjang, sehingga masyarakat harus bersiap dengan kebiasaan baru pada kehidupan. Aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi harus berjalan beriringan dan saling mendukung. Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal) agar dapat hidup tetap produktif dan terhindar dari penularan COVID-19. Kedisiplinan dalam menerapkan prinsip pola hidup yang lebih bersih dan sehat merupakan kunci dalam melakukan pencegahan penularan COVID-19 pada masyarakat, sehingga diharapkan pandemi ini dapat segera berakhir.

Masyarakat memiliki peranan yang penting dalam memutus rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan yang baru pada tempat-tempat umum. Masyarakat harus dapat melakukan aktivitas seperti biasanya walau dalam situasi pandemi COVID-19, itu dapat dilakukan dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang ada. Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19(risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan melalui perlindungan kesehatan individu dan perlindungan kesehatan masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, panduan kerap berubah mengikuti apa yang telah diketahui berdasarkan pengamatan ilmiah. Berikut merupakan kebijakan protokol kesehatan dari awal pandemi covid 19 hingga saat ini:

1. Panduan pakai masker untuk orang sakit

Pada saat awal awal pandemi, mantan Menteri Kesehatan saat itu Terawan Agus Putranto mengingatkan agar masker tidak perlu dipakai oleh semua orang. Masker hanya untuk mereka yang sakit atau merawat orang sakit.

Hal ini sebetulnya sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Karena di masa awal pandemi terjadi kelangkaan masker medis karena masyarakat berbondong-bondong membelinya, sehingga membuat tenaga kesehatan rentan tanpa proteksi yang memadai.

2. Batasi kerumunan dan karantina orang sakit

WHO di bulan Februari 2020 mengeluarkan pedoman supaya orang-orang membatasi kerumunan. Kemudian menyusul panduan agar orang yang terinfeksi di karantina.

Panduan-panduan tersebut yang kemudian berkembang menjadi protokol kesehatan jaga jarak, cuci tangan, dan menjauhi kerumunan.

3. Pakai masker kain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun