Mohon tunggu...
Habbibatur Rohmah
Habbibatur Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Suka buku fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Logika Mistika dalam Islam

4 Desember 2024   20:01 Diperbarui: 4 Desember 2024   20:13 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Logika Mistika merupakan isu yang sedang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Logika Mistika mulai dibicarakan sejak adanya salah satu konten kreator Indonesia yang mennatang para dukun santet untuk menyantet dirinya. hal ini sontak menjadi pembicaraan khalayak ramai serta mulai merebaknya Logika Mistika. 

Logika Mistika merupakan pola pikir atau cara berpikir yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dalam  menganalisis suatu hal yang bersifat kausalitas. Dalam Logika Mistika seringkali dikaitkan dengan takhayul, kurafat, dukun, dan ramalan. Menurut Tan Malaka dalam pendapatnya pada masa penjajahan di Indonesia, pola pikir masyarakat Indonesia yang masih percaya dengan hal-hal seperti takhayul, hantu, jin, kesaktian gaib menyebabkan terhambatnya kemerdekaan dan kemajuan untuk Indonesia. Menurutnya kemerdekaan bangsa bukan saja hanya terbebas dari penjajah akan tetapi juga pola pikir yang maju dan modern. Lalu bagaimana dengan pandangan Logika Mistika dalam ajaran agama islam?, jika umat islam tidak percaya dengan hal ghaib maka itu berarti kita tidak mengimani apa yang telah tercantum dalam Al-Qur'an mengenai hal ghaib dan sihir. Lalu bagaimana jadinya?

Dalam islam telah banyak dituangkan pada Al-Qur'an mengenai hal ghaib, sihir, atau semacamnya. Logika Mistika dalam islam juga sangat ditentang terutama dalam hal mempercayai ucapan dukun, peramal ataupun orang pintar. Logika Mistika yang diterapkan dalam islam yaitu berupa kepercayaan kepada Allah dan segala hal ghaib seperti alam barzah, surga dan neraka yang diciptakan oleh Tuhan. Dalam islam percaya hal-hal Taahayul juga dilarang, ada suatu peristiwa dimana para sahabat mengartikan gerhana matahari terjadi akibat wafatnya ibrahim, hal ini diriwayarkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih Bukhari No. 1402 (Suni Subagja).

"Pada zaman Rasulullah SAW pernah terjadi gerhana matahari, yaitu pada hari kematian Ibrahim. Lalu orang-orang berkata, terjadi gerhana matahari lantaran kematian Ibrahim. Maka Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian dan kehidupan seseorang. Jika kalian melihat keduanya (mengalami gerhana), berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga kembali seperti semula."

Jika dilihat dalam hadist tersebut maka dalam islam sendiri Logika Mistika yang dilarang adalah dalam masalah takhayul dan ramalan zodiak.Lalu untuk sihir ataupunhal ghaib islam telah menjelaskan dalam Al-Qur'an Al-Falaq ayat 1-5.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Katakanlah, Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai Shubuh, dari kejahatan mahluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus buhul-buhul dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki”. [Al-Falaq/113: 1-5). (Al-Manhaj).

Jadi pada kesimpulannya Logika Mistika dalam islam digunakan dalam hal yang tahayul ataupun ramalan zodiak karena hal tersebut dapat menjerumuskan umat manusia dalam kemusyrikan atau menyekutukan Allah. Sedangkan untuk hal sihir atau hal ghaib merupakan ketentuan Allah yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadist dan kita wajib mempercayainya. Sedangkan untuk santet merupakan sebuah kata lain dari sihir oleh karena itu santet juga termasuk hal yang harus kita percayai sebagai bagian dari sihir. Wallahu'alam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun