Aku Sunyi Disudut kota Parapat
Kalah itu,
Aku duduk di tepian pantai soekarna berpikir sejenak
didalam Lamunan ku
Danau Toba berembus kenceng seakan aku terbawa oleh angin kencang,
Senja Lambaikan tangan bertanda bawa akan tiba malam,
Tidak ikhlas, namun relakan kepergian nya meski itu lara,
Aku kuat tetap berdiri  sendiri
Aku terunduk
Menyesali kepergian senja
Saat  menghela nafas panjang, Aku benar-benar telah kehilangan senja,
Aku bertanya
Mengapa senja pergi tanpa pamit ?
Dikala Aku sunyi menatap ke Samosir
Aku melihat arah Panatapan
Dan arah Motung
Seakan aku terlena di Danau Toba,
Aku benar-benar sunyi
Aku rela meninggalkan senja timur (Papua)
Demi senja barat (Sumatera Utara)
Namun tanpa berpikir senja  itu telah pergi,
Aku menunggumu senja
Sebab aku tahu senja tidak pergi,
tapi tenggelam sebentar.
Senja ..
kutitip sepenggal asa ini yang ternoda
kutitip luka ini dilangit yang menyingga
kunikmati derita ini hingga malam tak mampu,
Di dalam lupuk hatiku ku duduk sembari  termangu,
Mengartikan segores warna kelabu dilangit tak lagi membiru.
Esok pagi aku terbangun
Dengan harapan palsu, semangat palsu
 Aku melewati hari-hari begitu menyakitkan,
Tanpa sebuah kepastian.
Kini tiba pukul 14:00-wib
Aku telah bangun dari tempat tidurku,
 tidur siang yang menyenangkan,
Aku menyambut senja,
Dengan senang hati
Namun Aku tetap saja merasakan sunyinya diriku.
Aku sunyi
Aku lelah
Bagaimana ini semua berakhir
Bagaimana ini semua pula segala bermula
Tidak seperti yang kupikir
Tak pula seperti Aku rasa
Seluruhnya akan selesai
Walau bukan kita yang mulai
Bahkan yang terpangkal ramai
Biasa belaka berujung damai.
Bahkan mengalami sepi
Benar-benar yang kumiliki hanyalah mengalami sepi,
Aku harus kehilangan semua ini.
Aku harus kehilangan supaya semuanya dari kota kecil ini.
I wait for you come back,My west sunsat.
Parapat, 03 Oktober 2023
  Habakuk Peyon
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H