Mohon tunggu...
Frahazsyah Ammiqie
Frahazsyah Ammiqie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

Menuangkan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Itu Pendekatan Politik? Bagaiamana Penerapannya di Indonesia?

30 September 2021   12:30 Diperbarui: 30 September 2021   12:32 13165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan ini bersifat normatif yang berarti menjelaskan sesuatu yang seharusnya, bukan keadaan sebenarnya. Sudut pandang dari pendekatan ini memadukan mana yang baik dan buruk. Dari segi sejarah, pendekatan ini mengkaji tentang masa lampau secara deskriptih (melalui paparan).

Metode yang dipakai yaitu kualitatif, yang mana tidak menggunakan bantuan statistika dan matematika sama sekali. Metode ini dimulai sekitar tahun 1932.

Pendekatan ini dinilai gagal dalam pembangunan teori, sebab pembahasan biasanya hanya di negara-negara demokrasi barat (Inggris, Amerika, Perancis, Belanda, dan Jerman). Oleh sebab itu dapat dipahami bahwa pendekatan ini tidak banyak membuka peluang bagi munculnya teori-teori baru.

Setelah kegagalan itu muncul pula kekecewaan terhadap Pendekatan Tradisional. Hal ini muncul sekitar tahun 1930an, dan kekecewaannya itu, seperti pendekatan ini tidak banyak membahas kekuasaan, terasing dari proses kebijakan, dan metode ilmu sangat terbelakang.

Adapun kekecewaan melalui Mazhab Chicago, yang dipelopori oleh Charles E. Miriam dan Harold D. Laswell. Lewat Mazhab Chicago mereka menyampaikan ketidaksetujuan dengan pendekatan tradisional yang membahas struktur dan bukannya proses, membahas lembaga dan bukannya perilaku (individu. Pada mazhab ini juga muncul metode kuantitatif

Kedua, Pendekatan Perilaku/Tingkah Laku (Behavioral Approach)

Pendekatan ini menjawab beberapa kekecewaan seperti, mengubah pembahasan struktur menjadi pembahasan proses dan pembahasan lembaga menjadi pembahasan perilaku. Isi kajian dari pendekatan ini bergeser ke cabang ilmu lain yang sudah lebih maju, seperti sosiologi, psikologi, antropologi. 

Adapun beberapa ciri dari pendekatan ini yang semakin memperlihatkan perbedaannya dengan pendekatan tradisional. Ciri-ciri tersebut yaitu, bersifat empiris dan analitis, mempelajari perilaku baik individu maupun kelompok (non formal), tidak menerima masuknya nilai-nilai (value free), berhasil dalam membangun teori, dan terakhir menggunakan metode kuantitatif

Meskipun bisa dikatakan pendekatan ini lebih bisa diterima daripada tradisional, justru beberapa perubahan malah menjadi boomerang tersendiri bagi para penganut pendekatan ini. Contohnya, keberhasilan dalam membangun teori, tetapi tidak memedulikan kebutuhan "aksi" dan "relevansi", aspek kuantitatif dalam banyak hal dianggap terlalu menyederhanakan kesimpulan, norma-norma politik mulai ditinggalkan oleh penganut pendekatan ini.

Ketiga, Pendekatan Pasca-Perilaku (Post-Behavioral Approach)

Pada pendekatan ini, dalam usaha mengadakan penelitian empirik dan kuantitatif, ilmu politik menjadi terlalu abstrak dan tidak relevan dengan masalah-masalah sosial. Revolusi pada masalah-masalah masuaralat lebih penting daripada kecermatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun