"Hai Niey, kamu ada cerita nggak, yang menarik gitu" Altha seringkali datang setelah Niey, atau sebaliknya-termasuk generasi datang awal.Â
"Belum, kamu aja tuh, ada nggak?" Niey balik bertanya. Semenjak semester akhir, itulah ritual mereka di saat pagi, Â bicarain orang, maklum tabiat wanita.
"Sebenarnya nggak juga sih, tapi gpp lah ku ceritain ke kamu, mumpung belum ada yang datang" Altha bersemangat.
"Udah deh, buruan napa sih!" Niey mulai menampakkan tabiat aslinya.
"Iya iya, sabar dikit" Altha ketakutan.
"Jadi aku tuh ya, kemarin kan pulang terakhir, terus si dia tuh lewat depanku, dia senyum-senyum sendiri. Eh terus jalanya di cepetin gitu, kayaknya dia salting deh kuliatin" Altha mulai berapi-api.
"Halah gitu doang, lu aja kegeeran" Niey mengomentari cuek.
"Yee, gak apa dungs, kan biar merasa di perhatikan. Aku udah dari dulu, kapan cuba di perhatiinya, lha kamu tuh, nggak mengharap, ada aja kejadian" Altha mendengus.
"Tau deh, ke kelas gih, udah pada datang" Niey memperbaiki bajunya, lalu berdiri di ikuti Altha.
"Kamu janji lho sama aku, kalau ada cerita, kamu ceritain" Altha menggoyangkan lengan Niey.
"Iya, berisik kamu, ganggu aja, kan aku bilang kalau aku lagi mau cerita" Niey menjawab ketus.