"Tapi paman...aku ingin sekali gadget itu, seperti milik Launes" William merengek meminta kepada Fallarie.
"Jangan bertingkah seperti anak kecil Will, barang itu tidak ada apa-apanya, bahkan paman tidak memilikinya bukan?" Fallarie menjawab tegas. Tiga hari sepulang dari kota, William terus memintai Iped seperti milik Launes, anak Astenard.
"Ayolah...kumohon, itu sangat canggih" William merengek lagi.
"Cukup Will, kamu jangan meminta barang itu, minta saja yang lain, seperti buku, atau apalah yang berguna, aku akan membelikanmu" Fallarie menawarkan.
"Benarkah?" mata William mulai berbinar-binar.
"Ya, kamu mau apa?" Fallarie bertanya, sambil sibuk mengangkat jerami untuk para sapi peliharaanya.
"Aku ingin pergi ke Spanyol, tempat kelahiranku, di sana mungkin saja aku akan bertemu dengan mama dan papa, ayolah paman" rengek William.
Fallarie hampir tersedak mendengarnya "Cukup Will, jangan meminta lagi pada paman, bemainlah!, jangan ganggu, paman sedang sibuk" Fallarie terlihat jengkel.
William merasa terkhianati, bukankah paman yang menawarinya, dia amat rindu, mengapa tak bisa, bukankah paman memilki banyak uang? Wajah William seketika memerah. "Paman jahat! Tidak pernah memberikan yang aku butuhkan, tapi yang aku inginkan, paman tidak perhatian, sama sekali tidak, aku benci paman, lihat saja, suatu hari aku wujudkan keinginanku sendiri, tanpa bantuan paman sekalipun, ingat itu" William berlari keluar dari perternakan sapi.
Fallarie hanya bisa tertunduk setelah menyaksikan keponakanya yang telah ia rawat sekian lama berani mengatakan itu, namun dia tahu, ada benarnya kalimat William. paman tidak pernah memberikan yang aku butuhkan, tetapi yang aku inginkan.
"Bruk!" sepeda millik William di jatuhkan ke tanah yang basah sehabis hujan semalam.