Mohon tunggu...
Ruhan
Ruhan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang-orang sawah

Mencintai alam, bukan dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kosong Satu

19 Juni 2024   23:07 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:12 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terlalu cepat terpapar dengan cinta, terlalu muda untuk tenggelam dalam novel yang mereaksikan kimiawi asa dan harapan tentang sebuah pertemuan. Tentang rasa yang bertemankan saling antara insan berbeda. Perlahan imaji ku menjalar liar mengira, menakar, dan mengharap mentokoh utamakan jalan cerita itu. Menumbuhkan asumsi jalan dan skenario paling romantis. Sebelum akhirnya aku mengerti bahwa penderitaan mengiringi setiap jalan cerita. Semakin tinggi asumsi tentang cintalah yang mendalam jurangkan penderitaan.

Aku bukanlah orang yang paling memahmi cinta, justru cinta sering tersangkut di hati ini tanpa sempat menjeritkan tangis kelahiran. Ia sering terkubur kehabisan nafas lalu membusuk tak bersisa. 

Aku juga tak mengerti bagaimana rasa ini berakhir di hati ini. Aku pikir hati ini seperti gua  yang runtuh menutup sepenuhnya pintu masuk. Aku pikir hati ini seperti pintu yang kehilangan kuncinya. Namun ada yang menyusup bahkan tanpa kata perkenalan yang pantas.

Kini aku seperti orang yang terkurung diluar, berharap masuk untuk menggapai kedalam hatiku, tuk menjumpaimu. Bagaimanakah caramu menemukan kunci yang telah lama hilang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun