Mohon tunggu...
Ruhan
Ruhan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang-orang sawah

Mencintai alam, bukan dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Bumi Pengasingan

7 September 2023   22:11 Diperbarui: 7 September 2023   22:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : pixabay.com

Kadang perjumpaan melahirkan harapan, namun keberanian untuk menyapa dan menyambung cerita selalu terhalang oleh kelamnya bayang. Bagaikan menuliskan kalimat awal namun kehabisan halaman, lantaran buku cerita kehidupan ini telah terkoyak dihantam badai kenyataan. Pengecut sejati yang terkubur bersama luka dan pahitnya tali kehidupan. 

Saat kata sapa itu terdengar indah bagai pupuk tanaman yang berbungakan harapan dan berdaunkan kasih. Si kumbang hina ini terbang menjauh, bersembunyi, menggigil ketakutan, akan akhir yang pelik, ditinggalkan. Berbadan besar namun bermental kerdil, tertahan kakinya melangkah, kaku sayapnya untuk terbang, setelah dikhianati kata yang selalu dipuja, 'cinta'. Tidak ada lagi kata itu yang tersisa untuknya.

Kini, tentunya dia ditinggalkan, lantaran tak bisa diharapkan, bagai kapal tanpa layar, pesawat tanpa sayap, dan manusia tanpa nyawa. Mengemis perhatian, meminta-minta di persimpangan, mengumumkan penyesalan, namun lagi-lagi berakhir naas.

Waalaikumussalam, semoga ini menjawab salam yang telah sangat terlambat. 

Dari bumi pengasingan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun