Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Serpihan Kenangan Yogya 1999 sampai ke Bali 2024 ( Merayakan Reuni Perak 25 Tahun TS-FTUGM)

20 September 2024   09:26 Diperbarui: 20 September 2024   12:49 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan di bawah ini adalah tentang kami ( Mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 1999, Fakultas Teknik, Universitas Gadjahmada, Yogyakarta, kami yang dipertemukan kembali oleh takdir setelah 25 tahun yang lalu. Biarlah serpihan cerita ini tetap menjadi oase penyemangat  bagi Kami ketika menghadapi "keringnya" dunia saat ini... 

Yogya 1999 adalah ketika...

Di Jalan masih terlihat sepeda ontel, motor yang biasa saja, dan mobil sejuta umat

Ongkos Bis masih Rp 150, jauh dekat untuk mahasiswa, kecuali jalur No 4, arah malioboro, pasti ditagih harga normal.... Masak mahasiwa jurusannya ke Malioboro... kata keneknya.

Harga Kost masih ada yang berkisar 100-150rb sebulan.. dan jarang yang campur.

Warung internet sedang menjamur dimana -- mana.. dan yang dibuka adalah Friendster, MIRC dan terakhir kalau warnetnya sepi dan tertutup yang dicari adalah keberadaan folder -folder khusus..

Kami memang TIDAK pernah merasakan nonton di gedung bioskop karena memang tidak ada, Tapi kami tetap update fil- film terbaru berkat "menggadaikan" sementara KTM di rental DVD.. ( Mau film genre apa saja.. dari Amerika, Eropa, India dan tentu saja Jepang)

Belajar berbagai software terbaru dengan cara menginstal aplikasi murah.

Ketika Lapar uang 1rb masih jadi penyelamat, 2 Bungkus nasi kucing + 2 Gorengan + air putih, lalu cepat-cepat tidur.

Sebelum ada bangku Indomaret , maka bangku panjang Burjo sebagai tempat curhat favorit sambil makan gorengan.

Antri BBM motor untuk Full Tank sampai pagi, demi mendengar besok ada kenaikan harga.

Handphone adalah barang langka dimiliki mahasiswa, dan harga kartu simcard mencapai 300rb paling murah.

Lembah UGM masih sangat sepi, dan tempat favorit untuk "duduk" santai berdua dengan pujian hati.

Lapangan depan GRAHA SABHA PRAMANA adalah lapangan bola publik gratis terbaik saat itu.

Kuping mendengar siaran Swaragama FM memutar "DAN", BEGITU INDAH","SURTI- TEJO", 'ROMAN PICISAN" atau "LAST KISS", WHY DON'T YOU GET a JOB", EVERY MORNIG".

Kehidupan kami di kampus adalah tentang...

Uang kuliah yang masih 400rb rupiah persemester ALL IN, tanpa uang sks dan bebas mengulang...

Besok tugas apa? lalu dimana dapat contoh JAWABANNYA...

Siapa kuliah kelas ini, bisa TITP absen tidak ?

Otak yang selalu panas setelah mata kuliah AS ..

Kok nilainya begitu lagi, PERASAAN sudah bener cara nyonteknya...

Catatan siapa yang bisa dipinjam untuk di fotokopi kertas buram, bolak balik..

Ke fotokopi pojokan, mencari bahan kuliah dosen..

Mahasiswa yang paling jarang melihat/melintasi KPTU, kami punya akses sendiri bagi yang jalan dan langsung belok kanan dari depan kalau punya kendaraan..

Tertawa bersama setelah tau jawaban ujiannya sama.... PADAHAL sama -- sama salah...

Nanti malam kumpul di kost siapa ? berharap tuan rumah ada JAMUAN...

Siapa naksir siapa, dan pada akhirnya adalah para cowok MENIKAH adek kelas dan yang cewek MENIKAH kakak  kelas...

Mencari kelas yang dosennya LEBIH mudah memberi nilai A.., atau kalau tidak pilihlah dosen yang lebih enak DIPANDANG mata..

Bagaimana mempergunakan secara efektif kalkulator fx9800 untuk matakuliah Pancasila dan Kewiraan

Ujian tengan semester yang selalu dipandang Ujian TIDAK Serius...

Persiapan Ujian Akhir Semester ( UAS) yang selalu kalah oleh usaha mendapatkan Surat Kepuasaan..

Angkatan yang alumni tidak ada yang MENGABDI  menjadi dosen di kampus

Manusia-manusia bahagia yang kalau ditanya sudah belajar, dijawab apa itu "belajar"? Kosakata Baru..

Kami memang tidak kenal saling kenal sebelumnya, tapi 4-5 tahun bersama sudah lebih dari cukup untuk kami bukan memanggil 

Wanita Besi ( Dokumentasi Pribadi)
Wanita Besi ( Dokumentasi Pribadi)

Dengan segala cerita kehidupan setelah 25 tahun lalu pertama kali bertemu, maka dengan segala niat baik dan ikhtiar, kami memutuskan untuk bertemu kembali, bukan lagi di Yogya, Tapi di BALI, dapat kami ungkapkan..

Betapa bahagianya Jiwa ini bertemu dengan belahan - belahan jiwa, kami memang bukan saudara kandung, tapi percayalah hubungan kami lebih erat daripada itu..

Seperti tanah kering dipenghujung musim kemarau yang tersiram air pertama dari tetesan air hujan. Begitu menenangkan Jiwa saat bersalaman dan memeluk erat teman yang telah lama hanya hidup di alam angan-angan

Tidak ada pertanyaan "Berapa besar rumahmu ?, Berapa banyak mobilmu?, Berapa Banyak Tabunganmu ? Yang ada adalah.. "Apa Kabarmu?" Sehat kah dirimu?, Bagaimana keluargamu, anak -- anakmu?, Bagaimana Pekerjaamu, Sekarang dimana?

Betapa bangganya dan betapa terkesimanya hati ini mendengar cerita teman-teman selama 25 tahun menjalani hidup..

Hari -- hari selama 4-5 hari adalah har- hari yang diisi dengan senyuman, ketawa, senyuman, dan ketawa..  termasuk menertawakan diri sendiri...

Banyak pertanyaan yang akhirnya terjawab setelah menunggu selama 25 tahun, pada sesi klarifikasi di bis selama perjalanan ke utara.

Sejujurnya kami tidak peduli lagi, tentang makanan mewah, menginap di hotel berbintang, yang kami pikirkan adalah bagaimana supaya waktu berjalan lebih lambat sehingga waktu kebersamaan ini bisa semakin panjang.

Dari bertemu di hotel di salah satu lokasi terpadat di Bali sampai berbasah ria di lokasi paling terpencil di Bali semua terekam indah di dalam memori kami.

Mata ngantuk Perut Kenyang ( Dokumentasi Priadi)
Mata ngantuk Perut Kenyang ( Dokumentasi Priadi)

Pun saat berpisah..

Ketika lidah serasa kelu, bibir tertutup tak mampu berkata apa apa, mata yang memerah, hanya bisa menjabat erat tangan dan pelukan sambil menepuk punggung, namun  di dalam hati terus memanjatkan doa doa terbaik untuk para saudara -- saudara. Agar selalu sehat, lahir -- batin, dikuatkan dalam segala perjuangan dan usahanya, serta pada akhirnya memohon kepadaNYA untuk diberi kesempatan minimal sekali lagi untuk bertemu, berkumpul, tertawa bersama lagi.... Secepatnya

Tim hore hore ( dokumentasi pribadi)
Tim hore hore ( dokumentasi pribadi)

Note :

Peserta reuni berdasarkan nama panggilan ( maaf bila ada yang terlewat)

 Fat,Gres,Nad,Pus,Des,Bud,Neo,Ri,Lit,Bet,Tut,Dan,Sam,Ba,Sep,Tot,Nung,Ri,Sus,Du,Wan,Le,Yu,Than,Vri,Har,Toy,Lot,Nug,Kiv 

Kata Kunci Reuni : Bali, Alit, 1850, The One, Klarifikasi, Beda Ekosistem, Gigilo, mohon ijin-mohon maaf, Singapore

Specials Thanks to : Bang Bolon, Bli Agus, Bli Dodi, and Ny Alit untuk supportnya

Segala yang terjadi di Bali, Biarlah tetap di Bali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun