Para pencinta Tim Nasional (Timnas) Indonesia saat ini tentunya sedang berbahagia. Keberhasilan Timnas U-23 melaju ke babak 8 besar perhelatan Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya sangat membanggakan. Secara keseluruhan capaian Timnas Indonesia khususnya untuk U-23 dan senior sejauh ini boleh dibilang sangat baik.
Untuk Timnas Senior sendiri prestasi yang ditorehkan juga tak kalah mentereng. Bisa masuk 16 besar Piala Asia, selangkah lagi masuk putaran 3 kualifikasi piala dunia zona asia. Dan tentunya naik tajamnya peringkat Indonesia di rangkin FIFA adalah hal yang tak terbantahkan bahwa sepakbola Indonesia menuju arah yang benar.
Dalam olahraga khususnya sepakbola hal keberuntungan juga adalah salah satu faktor yang dapat dibilang penentu hasil akhir. Tak terkecuali dalam perjalanan Timnas Indonesia untuk sampai pada titik ini. Boleh menjadi perdebatan beberapa hal dibawah ini adalah "keberuntungan" yang menaungi Timnas Indonesia.
1. Keberhasilan mendatangkan pelatih sekelas Shin Tae Yong ( Sty),Â
Sepeninggalan Simon McMenemy, Timnas Indonesia senior sibuk mencari penggantinya. Simon meninggalkan Timnas dalam kondisi hancur lebur baik dalam segi prestasi maupun mental. Pengurus saat itu mulai bergerak dibawah komando Iwan Bule dan juga dibantu oleh Ratu Trista.Â
Pada saat itu ada dua opsi yang mengemuka. Mendatangkan kembali Luis Milla yang sebelumnya mempunyai cv yang lumayan bagus saat menangani Timnas sebelum simon atau merengkrut STY yang notabene adalah juga pelatih kelas dunia, mantan pelatih kepala Timnas Korea Selatan yang pernah membawa negaranya melaju hebat di Piala Dunia dengan mengalahkan Jerman.
STY saat itu seperti yang diinformasikan juga tengah diminati banyak klub. Terkhusus dari liga super China yang tentunya menawarkan gaji dan fasilitas serta tuntutan yang tidak begitu berat seperti menangani Timnas., Disinilah keberuntungan Indonesia, STY ternyata memilih Indonesia yang secara peringkat FIFA bukan negara apa-apa, apalagi dibandingkan dengan Korea Selatan.Â
STY mempertaruhkan reputasi menterengnya untuk melatih timnas di sebuah negara yang bahasanya saja beliau tidak tau sama sekali. Memang gaji STY besar, tapi itu untuk ukuran gaji  Indonesia. Tetapi untuk ukuran pelatih sekaliber beliau gaji yang diterima STY termasuk kecil. Jadi boleh dibilang itulah keberuntungan pertama yang diperoleh oleh Timnas.
2. Naiknya Erick Thohir menjadi ketum PSSI
Tak lama berselang Indonesia mengalami tragedi Kanjuruhan yang kita tau menewaskan banyak suporter Indonesia, lalu dengan kejadian ini membuat PSSI "terpaksa" untuk mempercepat pemilihan ketua umum. Publik sepakbola Indonesia bersorak setelah pada akhirnya sosok Erick Thohir (Erick) duduk menjadi ketua umum PSSI. Dalam pemungutan suara terebut , Erick meraih 64 suara voters sementara saingannya yakni mantan ketua PSSI juga La Nyalla Mattalitti hanya  mendapatkan 22 suara.
Terpilihnya Erick bisa diibaratkan sepakbola Indonesia menemukan oase dipadang gurun yang selama ini kekeringan. Erick terkenal gila olahraga baik bola basket dan tentunya juga sepakbola. Di sepakbola "prestasi" terhebatnya tentu adalah pernah menjabat sebagai Presiden klub raksasa Italia, Inter Milan mulai tahun 2013 -- 2018.
Benar saja Erick dengan segala kelebihan yang ada pada dirinya menjadikan PSSI dan tentunya timnas mendunia. Koneksi Erick di dunia sepakbola luar negeri boleh dibilang bukan "kaleng-kaleng". Mendatangkan Tim Juara dunia Argentina ke Jakarta walaupun minus Lionel Messi adalah bukti mumpuninya loby Erick di persepakbolaan dunia.
Boleh dibilang naiknya Erick menjadi Ketua Umum PSSI adalah keberuntungan yang dimiliki sepakbola Indonesia selanjutnya.
3. Bersedianya para pemain keturunan untuk membela Indonesia.
Menyakinkan pemain keturunan apalagi pemain pemain yang mempunyai kualitas bagus serta masih punya harapan bermain untuk timnas senior di negara maju sepakbolanya adalah bukan perkara mudah.
Erick Thoir tentunya tidak mau juga sudah menatangkan pelatih hebat naming skuadnya biasa biasa saja dan tidak bisa mengikuti irama kepelatihan STY percuma juga. PSSI juga dituntut prestasi "instant". Kalau hanya mengandalkan pemain yang ada di liga 1 tentunya sangat berat untuk bersaing di level Asia apalagi dunia.
Maka jalan cepat me-WNI-kan pemain keturunan pun di ambil. Dan beruntungnya disini. Ternyata pada akhirnya banyak pemain pemain keturunan kita yang potensial bermain di kompetisi teratas liga eropa. Dan mereka mau "pulang kampung" untuk membela Timnas Indonesia.Â
Contoh kecil. Justin Huner dengan umur dan potensinya yang masih panjang adalah kapten tim kelompok di Wolverhampton Wanderers, klub kasta tertinggi liga Inggris. Jadi bisa ukur skill dan kemampuannya. Juga pemain seperti Thom Haye dan Jay Idzes adalah boleh dibilang pemain pemain grade A yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan mau bermain untuk tim sekelas Indonesia yang peringkat FIFAnya saja diatas 120 dunia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya Erick dan STY bisa membuat mereka tertarik bergabung tanpa embel embel apapun. Belum lagi kalau seandainya seorang Maarten Paes atau Emil Audero jadi bergabung tentunya makin lengkap komposisi pemain di timnas kita.
4. Keberuntungan kecil disetiap pertandingan / event
Masih ingat gelaran Piala Asia dimana nasib Indonesia untuk lolos ke 16 besar bergantung pada hasil negara lain? Ya hasil imbang antara Kirgistan dan Oman menjadikan Indonesia lolos ke babak selanjutnya. Gol Joel Kojo di menit ke 80 membuat timnas Indonesia lolos untuk pertama kalinya ke babak 16 besar. Bayangkan dari menit ke 80 sampai peluit Panjang dibunyikan, apa tidak semua orang berdoa supaya tidak terjadi gol lagi.
Ingat juga sebelumnya saat kualifikasi di Kuwait Ketika kita menghancurkan tuan rumah. Sempat tertinggal kemudian kita "beruntung" mendapatkan pinalti kemudian bahkan bisa merubah kedudukan menjadi 2-1. Walaupun pada pertandingan kedua kalah dari Yordania, pada pertandingan terakhir kita membantai Nepal dengan skor 7-0, dengan catatan bahwa Nepal bermain dengan sepuluh orang karena kartu merah dari menit 33.
Memasuki gelaran kualifikasi Piala Dunia dimana Indonesia harus merangkak dari babak play off karena peringkat yang begitu rendah. Di babak play off Indonesia sekali lagi beruntung ketemu lawan lemah dan sudah sering dihadapai yakni Brunei Darussalam. Kemenangan masing 6-0 dan 0-6 menjadikan Indonesia ke babak selanjutnya.
Pada gelaran Piala Asia U-23 ini juga Timnas Indonesia mendapatkan banyak keberuntungan dari beberapa pemain luar yang dilepas klubnya walaupun turnamen kelompok umur ini bukan agenda resmi dari FIFA, seperti contohnya Justin  Hubner yang sampai ke stadion pas sebelum kick off. Nathan yang rela hanya seminggu dating namun kontribusinya luar biasa.
Bisa dilihat juga bagaimana dewi fortuna melindungi gawang Indonesia disepanjang babak kedua saat sudah unggul 1-0 dari Australia. digempur habis -- habisan dari semua sisi. Ernando pada akhirnya muncul sebagai pahlawan disaat banyak tendangan pemain Australia yang tepat mengarah ketangkapannya.
Atau yang paling baru adalah bagaimana akhirnya Jordania harus kalah dari Qatar pada detik akhir. Andai saja pertandingan itu seri maka persaingan di grup A akan semakin seru dan Indonesia harus menang dipertandingan akhir. Dan semangat tim Yordania akan berbeda saat menghadapai Indonesia
Hal -- hal diatas tentunya masih "debatable". Ada yang setuju datau tidak. Tetapi jelas bahwa kita tidak bisa menaifkan faktor keberuntungan tersebut tetap ada. Namun kerja keras dedikasi para pemain serta doa jutaan masyarakat Indonesia pastinya juga adalah faktor penentu kesuksesan Indonesia.
Ada satu teori yang diungkapkan oleh Prof. Yohanes Surya, seorang pakar Fisika dari Indonesia, yakni Mestakung ( Semesta Mendukung). Secara singkat teori mengatakan bahwa kalau ada keinginan kuat, haruslah dibarengin dengan kerja dan usaha yang keras juga, maka pada akhirnya alam semesta-pun akan mendukung hasil yang terbaik yang diinginkan. Mungkin hal hal yang terebut diatas adalah ketika alam semesta mendukung sepakbola Indonesia. Bukan karena sekedar keberuntungan tapia ada daya upaya serta doa dibelakangnya.
Maju Terus Sepakbola Indoesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H