Posisi Mochamad Iriawan (Iwan Bule) sebagai Ketua Umum PSSI belakangan ini terus mendapat sorotan tajam, bahkan terus di goyang untuk turun. Tragedi di Kanjuruhan seperti menegaskan karut-marut penyelenggaraan Liga Indonesia yang di kelola di bawah pengawasan PSSI.
Buntut dari peristiwa tersebut adalah pemerintah bahkan "intervensi" dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta ( TGPF) yang diketuai Mahfud MD. Salah satu rekomondasi yang paling utama adalah meminta pertanggungjawaban dari Ketua Umum PSSI untuk bertanggungjawab. Salah satu bentuk tanggung jawabnya adalah dengan mengundurkan diri.
Tentunya tidak segampang itu untuk meminta mundur atau melengserkan ketua umum PSSI, karena sejatinya PSSI bukan berinduk ke pemerintah tapi lembaga semi otonom yang lebih tunduk kepada FIFA dengan segala aturannya. Sempat bersikeras untuk tidak menghiraukan rekomendasi dari TGPF, PSSI akhirnya tidak bisa menahan desakan untuk melakukan perombakan.Â
Akhirnya disepakati akan dilaksanakan Kongres Luar Biasa ( KLB) yang salah satu agendanya adalah memilih Eksekutif dalam hal ini pemilihan Ketua Umum pada 16 Februari 2023, tanggal ini mengalami kemajuan yang sebelumnya PSSI mengusulkan pada Maret 2023.
Iwan Bule dari berita yang beredar masih berhasrat unutk tetap duduk di bangku Ketua Umum. Memang prestasi Iwan Bule tidak jelek --jelek amat selama menjadi Ketua Umum, Khususnya pencapaian Tim Nasional (Timnas).Â
Prestasi sepakbola Indonesia di level tim nasional antara lain; berhasil lolos ke putaran Final Piala Asia, begitu juga Timnas U 20 bisa lolos ke putaran Final Piala Asia, peringkat Timnas kita juga meningkat cukup significant dari peringkat 174 ke peringkat 154 FIFA.
Walaupun secara Tim Nasional kita ada peningkatan namun ada beberapa catatan minus dalam kepemimpinana Iwan Bule. Yang utama tentunya carut --marut penyelengaraan Liga dari mulai jadwal, kepemimpinan wasit sampai isu keamanan. Terkait prestasi timnas, sampai saat ini TImnas masih gagal menjadi juara di level Asia Tenggara yakni Emas SEA GAMES dan juga Juara Piala AFF.
Untuk kejuaraan terakhir ini yakni gelaran Piala AFF, Indonesia seakan selalu tidak beruntung, dari 13 kali penyelenggaraan sejak 1996, pestasi terbaik Indonesia adalah menjadi 6 kali Runner-Up tanpa sekalipun meraih gelar juara. Terakhir pada tahun 2020 Â lalu di Singapura, Timnas Indonesia kalah di Final saat berhadapan dengan Thailand ( 4-0) (2-2).
Gelaran AFF tahun ini seakan menjadi pertaruhan terakhir bagi kepengurusan PSSI, terutama Iwan Bule untuk mendapatkan simpati. Kalau bisa juara tentunya nama Iwan Bule akan kembali naik namun bila gagal habislah dia bersama jajarannya. Suara -- suara penolakan akan semakin keras terdengar untuk segera melengserkan beliau.
Melihat hasil pertandingan pertama saat menang 2-1 di kandang atas Kamboja, memang Timnas kita masih menyisakan banyak pekerjaan rumah khususnya di lini depan. Iwan Bule tentunya harus bisa memompa semangat pemain kita untuk dapat lebih mengeluarkan kemampuan terbaiknya di 3 pertandingan kedepan.
Selalu mendampingi atau menonton setiap pertandingan baik luar maupun dalam negeri ada baiknya di lakukan oleh Iwan Bule, agar para pemain lebih semangat lagi berlaga di tengah lapangan. Dan tidak mengherankan juga apabila nanti ada janji-janji bonus yang lumayan besar akan di gelontorkan apabila Timnas kita berhasil meraih juara.
Iwan Bule harus memaksimalkan semua jaringan yang dia punya ( tentunya dalam hal positif) untuk dapat mendukung kesuksesan Timnas kita kali ini di Piala AFF. Karena sejatinya di Gelaran Piala AFF inilah pertaruhan terakhir Iwan Bule. Juara berarti peluang besar untuk tetap jadi Ketua Umum, gagal berarti harus rela turun tahta.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H