Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiket Palsu Ala Fahri Hamzah

6 Desember 2022   23:53 Diperbarui: 7 Desember 2022   00:05 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau tidak mengeluarkan pernyataan kontroversial bukan Fahri Hamzah ( FR) namanya. mantan aktivis, mantan pentolan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS), mantan wakil ketua DPR dan sekarang menjabat sebagai ketua umum Partai Gelora kembali mengeluarkan pernyataan yang bikin panas kuping para pemimpin parpol terutama mereka mereka yang sudah gembar gembor mencalonkan sosok presiden di pemilu 2024.
'Semua partai politik sekarang ini terutama yang merasa sudah punya tiket tuh harus sadar diri bahwa sebenarnya tiket mereka itu tiket yang ngak bisa dipakai alias tiket palsu..."  begitulah isi pernyataan FH yang dikutip dari salah satu wawancaranya.
Serasa kebakaran jenggot para elite politik yang sudah mencalonkan si A dan Si B mereaksi keras. Namun FH tetap pada pendiriannya bahwa yang utarakan oleh para elite ini adalah omong kosong semua.
Pendaftaran nama calon presiden ke KPU secara jadwal nasional adalah pada tanggal 7 -- 13 September 2023. Maka menurut FH sebelum tanggal tersebut berakhir maka tidak ada kepastian yang dicalonkan yang diomongkan bakal memperoleh tiket.
FH nampaknya gerah dengan berbagai manuver para elite yang sibuk berbicara mengenai capres dan cawapres dikala kepastian memang tiket belum tentu mereka dapat. Kebisingan diruang publik ini nampaknya menganggu FH. Karena dianggap seperti membodoh -bodohi rakyat. Rakyat seolah - seolah di berikan harapan harapan bahwa calon kesayangannya sudah pasti bisa dapat tiket.
Undang-undang pemilu mensyaratkan bahwa untuk dapat mendaftarkan diri menjadi calon presiden dan wakil presiden minimal harus mengantongin 20 persen suara nasional pada pemilu sebelumnya. Dari peraturan ini, parpol yang bisa mencalonkan pasangannya sendiri hanyalah PDIP. Namun PDIP juga tidak mungkin mencalonkan sendiri karena kalau sendiri selain memang tidak punya sepasang calon mumpuni di dalam internanya. Mereka harus berkoalisi dengan partai lain agar kesempatan menang lebih besar.
PDIP yang notabene partai terbesar dan mampu mencalonkan sendiri saja tidak berani buru-buru deklarasi. Ini partai partai yang belum jelas berapa jumlah pastinya sudah koar-koar serasa menang pilres.
Saat ini yang muncul dipermukaan ada 3 koalisi yang gembar-gembor mau mencalonkan Presiden yakni poros Nasdem-PKS-Demokrat dengan Anies Bawesdan sebagai calon, poros Gerinda-PKB dengan Prabowo sebagai calonnya, poros PAN-PPP-Golkar yang sampai saat ini masih belum bisa menentukan siapa calonnya. Sehingga delapan dari Sembilan partai pengisi parlemen telah mengikatkan diri untuk berkoalisi, sekarang tinggal PDIP yang belum menentukan sikapnya.
PDIP ini selain partai peraih suara terbanyak di parlemen juga mempunyai kader yang selalu memuncaki suvey yakni Ganjar Pranowo. Semua partai nampaknya sedang menunggu arah PDIP. Sebelum PDIP menentukan arah mereka keliatan masih asik sendiri dengan tiket -- tiket palsu mereka.
PDIP lah yang nantinya akan menjadi menentu apa dan bagaimana komposisi tiket yang akan bertarung di pemilu 2024. FH sadar akan hal itu. Masih cukup waktu untuk memikirkan tiket asli bakal dikasihkan kesiapa. Para parpol sebaiknya konsentrasi dalam internal masing-masing. Untuk Parpol pendukung pemerintah baiknya konsentrasi membantu pemerintahan Jokowi dalam mencapai target-target nasional yang sudah dibuat.
Sedangkan partai partai yang merasa oposisi harusnya lebih matang dalam hal mengkritik berbasis data dan juga memberikan solusi, sehingga rakyat yang akan memilih nanti dapat melihat perbedaan ide/gagasan yang ditawarkan memang jauh lebih baik dari yang ada sekarang.
Tetapi perlu dingat juga bahwa FH itu adalah seorang yang mempunyai jabatan startegis di partai politik yang akan juga bertarung di 2002  Jadi dalam hal ini, mungkin juga ini adalah strategi dari  Partai Gelora lewat FH untuk kembali membuat dirinya terkenal, mendapat perhatian, dan didengar. Tentunya akan berbeda apabila FH posisinya tidak terikat dengan parpol, hanya sebagai pengamat, tentunya pernyataan yang keluar adalah murni tidak ada kepentingan politik di dalamnya.
Mari kita saksikan siapa yang akhirnya dapat menukar tiket tiket palsunya dengan tiket yang asli untuk dapat masuk ke gelanggang perrtarungan sesungguhnya di 2024.
Salam PoliTIKUS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun