Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Sirkuit Formula E antara Harapan dan Kenyataan

7 Juni 2022   23:51 Diperbarui: 7 Juni 2022   23:54 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang ketiga bahwa pemenang tender adalah P.T Jaya Konstruksi  Manggala Pratama, yang notabene pemilik saham mayoritasnya adalah PT Pembangunan Jaya, salah satu perusahaan patungan yang didirikan antara Pemerintah DKI Jakarta dan pihak swasta.

Kalau ditanya apakah proses tender ini benar? Penulis tidak bisa menjawab. Karena di mata hukum semua proses telah dilaksanakan, tanpa ada kekurangan. Palingan kita hanya bisa merasakan ada sesuatu yg kurang "pas" sepertinya ada yang dipaksakan untuk menang.

Masuk kedalam hal yg jadi bahasan dimana mana mengenai waktu pelaksanaan. Apakah mungkin bisa membangun dalam hanya 54 hari ? Fakta berbicara "bisa !". Ingat dulu negara Tiongkok biaa membangun rumah sakit untuk covid sebanyak 1000 kamar dalam waktu kurang dalam 1 minggu.
Kecepatan kontruksi utamanya tergantung sumber daya dalam hal ini harus tersedia : bahan/material kedua harus ada pekerja yg siap dikerahkan yang terkakhir tentunya sarana dan prasarana penunjang seperti alat berat, dll. Kesemua hal diatas akan terpenuhi kalau ada "dana" tersedia. Lebih cepat lagi kalau dana cash. Maka akan semakin cepat.

Tidak heran apabila seorang Ahmad Sahroni yang ditunjuk sebagai ketua pelaksana mengatakan lebih 800 orang bekerja siang malam. Wajar saja karena banyak hal yang dipertaruhkan disini kalau sampai ini tidak selesai. Masuk akal juga kalau pada akhirnya biaya membengkak dari awalnya sekitar 50 M menjadi 60 M. Ibarat kata apapun yang terjadi harus selesai.

Tapi jangan lupa efek samping dari kecepatan suatu konstruksi adalah mutu bangunan itu sendiri. Memang tidak semua konstruksi yang cepat dibangun jelek secara kualitas. Toh kita juga harus berbangga terhadap hasil anak bangsa kita sendiri.

Tetapi robohnya atap tribun beberapa hari sebelum gelaran di mulai seperti membuka mata, ada yg belum sempurna dalam tahap pembangunan ini. Robohnya atap pun sebenarnya bisa di usut kalau mau siapa yang bertanggung jawab. Jangan cuma menyalahkan angin atau cukup berkata "untung bukan pas hari balapan".

Dari perencana bisa diselidiki apakah sudah benar desainya. Jangan - jangan memang kesalahan desainnya sehingga roboh akan tetapi karena kegiatan ini satu paket rancang bangun maka seharusnya kontraktor harus tanggung jawab dimana letak kesalahanya, sehingga belum diresmikan sudah rubuh.

Juga mengenai badan sirkuit sendiri. Badan sirkuit memang tampak mulus. tetapi jangan lupa jalan di kampung setelah di aspal kalau cuma sehari dua hari dilewati mobil pun masih tetap mulus. Belum ada kerusakan berarti. Yang perlu kita tunggu kedepannya, seberapa lama aspal sirkuit itu bertahan. Tentang penurunan tanah/konsolidasi seperti yang ditakutkan,  Jelas untuk saat ini belum akan nampak. Karena dianggap masih baru. Mungkin setelah 6 bulan sampai setahun kedepan baru akan tampak apakah pemadatan yg dilaksanakan pada awal dibangun sudah sesuai dengan aspek teknis yang di syaratkan.

Dan dari semua tentang pembangunan sirkuit ini. FIA sebagai badan tertinggi kejuaran otomotif dunia memberikan nilai/grade 3E. Apakah artinya ? Artinya yang paling mudah dimengerti adalah bahwa sirkuit di ancol ini dianggap layak menggelar ajang Formula E.

Nah yang perlu diketahui tentang grade diatas adalah bahwa FIA membagi jenjang kelas sirkuit dari yang terbaik - yang terendah ( 1, 1T, 2, 3, 3E, 4, 5., 6A, 6R, 6G) bisa dilihat di laman FIA untuk detailnya.

Secara umum dapat dijelaskan ; Grade 1 adalah yg tertinggi dan digunakan untuk ajang balap Formula 1. Bagaimana grade 3E ? Grade 3E boleh dibilang adalah grade terendah yang diberikan untuk lomba  /gelaran di jalan aspal kelas Formulanya cuma Formula E, Untuk Formulan3 dan 2 belum memenuhi syarat. Jadi jangan terlalu bermimpi sirkuit di Ancol itu bisa digunakan untuk Formula 1, masih sangat sangat jauh kualitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun