Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ada Apa dengan Pos Indonesia

3 Maret 2018   07:04 Diperbarui: 3 Maret 2018   08:29 4265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita tentang buruknya pelayanan kantor Pos Indonesia beberapa waktu lalu sempat menjadi artikel utama dan menjadi viral baik di media besar maupun di media sosial. Tetapi fenomena itu sebenarnya tidak begitu mengherankan melihat kondisi Pos Indonesia saat ini. Pos Indonesia saat ini kalau boleh dirasakan keberadaanya antara ada dan tiada, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota -- kota besar. Dan mereka - mereka yang berusia muda atau sering disebut generasi milineal sudah sangat jarang menggunakan jasa Pos Indonesia.

Ada karena kita melihat disetiap kota baik di propinsi, kabupaten sampai pelosok terdapat kantor -- kantor Pos Indonesia walaupun boleh dibilang kondisinya sangat memprihatinkan, khususnya yang berada di kabupaten atau tingkat kecamatan.

Namun kalau kita boleh jujur dalam melakukan pengiriman barang atau yang saat ini marak perdagangan secara online, menggunakan jasa Pos Indonesia pastinya menjadi pilihan terakhir. Pos Indonesia boleh dibilang seperti menjadi penonton saja. Kalah sangat jauh dari jasa -- jasa penitipan swasta yang lainnya. Ada apa dengan Pos Indonesia sebenarnya ?

PT Pos Indonesia menurut sejarahnya berdiri pada 26 Agustus 1746, memang pada saat itu yang merintis tentunya pihak kolonial Belanda dan hanya berada di kota kota besar di Indonesia. Pada akhirnya perusahaan pos tersebut juga di nasionalisasi menjadi bagian dan milik pemerintah Indonesia. Dalam sejarahnya PT Pos berubah -- rubah nama sesuai kebutuhan dan  kemajuan jaman, PN Pos dan Telekomunikasi ( 1961-1965), lalu menjadi PN Pos dan Giro (1965-78), Perum Pos dan Giro (1978 -1995) dan pada akhirnya menjadi PT Pos Indonesia.

Jadi kalau dari sejarahnya sudah hampir 271 tahun PT Pos ini berdiri. Pada awalnya tentu saja jasa yang ditawarkan adalah pengiriman surat dan paket keseluruh wilayah Indonesia, pada medio 1970 -- 1990 kantor pos menjadi tempat favorit mengirimkan surat dan juga uang dengan jasa wessel. Untuk mendukung  pelayanannya kantor pos saat ini memiliki kurang lebih 4000 kantor dan 28000 Agen Pos tersebar diseluruh Indonesia. Dengan sejarah, reputasi, dukungan pemerintah, serta jangkaun yang sangat besar seharusnyalah Pos Indonesia menjadi pemimpin dalam jasa pengiriman, namun seperti yang sudah disampaikan diatas, saat ini Pos Indonesia sepertinya tidak bisa bersaing.

Menurut penulis ada 3 hal mendasar mengapa Pos Indonesia seperti tertinggal dengan perusahaan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama, walaupun mempunyai dukungan yang sangat besar dari pemerintah. Ketiga hal dibawah ini harus lah segera diperbaiki.

  • Mental kerja dan budaya pegawai. Tidak dapat dipungkiri bahwa mental kerja para pegawai dan profesionalisme para pegawai yang ada belum maksimal. Banyak pegawai yang menganggap mereka bekerja layaknya pegawai negeri sipil. ( PT Pos Indonesia adalah BUMN milik negara). Hal itu membuat mereka nyaman dan seolah bekerja tidak ada target, terutama mencari  laba dan lain -- lain. Semua berjalan auto pilot saja. Masuk jam 8 pulang jam 4. Para pelanggan atau orang yang ingin memakai jasa Pos, dianggap bukan menjadi yang utama. Ada syukur tidak ada ya tidak apa -- apa, beda dengan swasta yang bekerja kita bisa lihat saja sigap dimana -- mana. Seharusnyalah konsep bahwa mereka adalah perusahaan jasa, apabila tidak bisa memberikan jasa terbaik ya otomatis orang akan mencari yang lebih baik dari segi pelayanan.
  • Harus fokus kembali ke core bussines (inti bisnis) asalnya. Satu hal yang menjadikan orang  malas ke kantor Pos karena kantor Pos sepertinya terlalu banyak hal yang dilayani. Diversifikasi jenis usaha PT Pos Indonesia nampaknya justru membuatnya menjadi lamban dalam melayani bisnis utama mereka. Ambil contoh begini di suatu agen cabang kantor pos kecil. Disana hanya dilaayani oleh 1 orang. Namunk karena jasa yang ditawarkan kantor pos banyak, dari bayar PLN sampai bayar air. Maka orang yang sebenarnya mau ngirim barang atau document menjadi malas untuk antri. Usulan bahwa kembalilah ke inti bisnis awal dari PT Pos, yakni jasa pengiriman, sehingga lebih fokus. Mungkin hal ini bisa dilaksanakan bertahap, jadi ada kantor/agen yang memang hanya melayani jasa pengiriman saja. Terus yang melayani juga jangan cuma 1, tetapi bisa 5 sampai 6 orang seperti yang kita lihat di pihak swasta. Toh saat ini,membayar berbagai tagihan dll jauh lebih mudah lewat atm bahkan bisa dengan ujung jari melalui telepon pintar. Tetapi utnuk di pelosok yang memang masih membutuhkan pelayanan seperti itu ya dipertahankan. Jadi intinya fokuslah ke inti bisnisnya
  • Profesional dalam bidangnya. Hal yang paling diharapkan dari jasa pengiriman adalah apa yang kira kirimkan sampai dengan cepat dan tepat. Hal ini yang nampaknya belum bisa sepenuhnya dipenuhi oleh PT Pos, memang banyak jenis jasa yang ditawarkan, namun kebanyakan jauh dari harapan. Janjinya 1 hari sampai bisa 3 hari baru nyampai, padahal biaya yang dikeluarkan sudah besar. Tidak heran banyak konsumen berpaling ke swasta, mahal sedikit dak apa apalah tapi sesuai dengan janji, satu hari ya satu hari. Intinya konsumen itu tidak mau ditipu. Dengan segala sarana dan prasarana yang ada, serta jaringan dan dukungan dari Negara harusnya hal itu tidak susah untuk dilakukan. Apabila memang suatu daerah jenis layanan itu mustahil untuk dilakukan karena daerah pelosok atau kendala transportasi sebaiknya diberitahu di awal sehingga konsumen tidak kecewa.

Memang sangat disayangkan dengan maraknya bisnis berbasis teknologi informasi  di mana -- mana , , khususnya di Indonesia saat ini dan menjadikan jasa pengiriman sebagai mitra utamanya, Pos Indonesia serasa menjadi penonton saja. Harus ada langkah -- langkah konkret dari jajaran manajemen dan juga dari kementrian BUMN untuk mengadakan perubahan mendasar di PT Pos Indonesia. Tentunya perubahan kearah yang lebih baik. Semoga saja kejadian seperti di Blora tidak terjadi lagi dan PT Pos bisa segera berbenah dan segera dapat mengejar ketertinggalan dengan pihak swasta.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun