Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tanpa Paulo Sitanggang, Evan Dimas Harus Kerja Ekstra Keras

19 Juli 2017   12:38 Diperbarui: 19 Juli 2017   13:00 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengenal Evan Dimas dan bagaimana peran pentingnya di lini tengah Timnas muda Indonesia sepertinya tidak perlu diceritakan lagi. Pemain ini memang punya keistimewaan lebih daripada rekan rekannya. Skill di atas rata-rata, penempatan posisi dan pengatur permainan Indonesia di atas lapangan. Ibarat kata kalau tidak Evan Dimas di lapangan sepertinya ada yang kurang.

Tetapi bagi penulis pribadi , yang menjadikan sosok Evan Dimas yang begitu sentral di lini tengah dikarenakan ada pemain lain yang kualitasnya hampir sama tetapi mengambil peran yang berbeda. Pemain ini adalah Paulo Octavianus Sitanggang.

Pada masa kepelatihan Indra Saffrie, Indonesia sering memakai skema 4-3-3, nah tiga pemain tengah tersebut adalah Evan, Paulo, dan Hargianto. Semua punya peran masing masing yang sangat vital. Dan dalam hal ini semua telah menjalankan dengan baik tugasnya.

Kembali ke Paulo sendiri, pemain ini sejatinya adalah penyimbang yang dibutuhkan oleh Evan Dimas. Dalam beberapa pertandingan Timnas U-19 atau U-22 terlihat betapa Evan Dimas kurang bisa berkembang kalau tidak ada pemain yang setype dengan Paulo. Memang banyak gelandang lain yang dinilai pelatih bisa diduetkan dengan Evan, seperti  Zola atau Febri, tetapi pengamatan penulis level permainnya kalau di duetkan dengan Evan Dimas belum menyamai Paulo.

Mari sedikit  melihat beberapa klub eropa yang memakai 3 pemain tengah dua gelandang menyerang dan 1 gelandang bertahan, Kross, Modric, Casimero (Madrid), Iniesta, Rakitic, Basquet (Barcelona), Ozil, Ramsey, XHaka (Arsenal). Nama pertama yang disebutkan adalah identik dengan Evan Dimas, mereka adalah otak permainan tim, Jendral yang mengatur ritme permainan, sedangkan nama terkahir lebih kepada gelandang bertahan yang di kita identik dengan peran Hargianto.

Yang sering menjadi masalah adalah mencari sosok nomor dua yakni gelandang serang yang bertype pekerja yang sudah memahami karakter sang pengatur permainnan. Sepanjang pengamatan penulis Evan Dimas tidak terlalu nyaman untuk maju merengsek kedepan apabila patnernya belum bisa ditinggalkan. DIi lebih banyak menjemput bola sampai kebelakang dari pada berkonstrasi menyerang.

Dan kesulitan lainnnya adalah apabila Evan dijaga ketat ( semua pasti tau kualitasnya dan pasti dijaga) atau bahkan kalo sampai cidera, maka diperlukan gelandang yang punya mobilitas, skill, keberanian  dan paling penting adalah visi bermain untuk mengggantikan posisi Evan Dimas. Dan sampai sejauh ini penulis kira Paulo masih yang paling bisa mendekati kemampuan Evan.

Energi besar dan karakter yang kuat dari seorang Paulo sudah beberapa terbukti, menghidupkan lini tengah Indonesia. Mungkin masih ingat dengan gol jarak jauhnya (30m) pada saat timnas melakoni putaran final  AFC-u19, dimana saat Indonesia ketinggalan 2-0 lawan Uzbekistan. Paulo di masukkan dipertengahan babak kedua untuk menggantikan Zulfiandi. Terlihat langsung permainan Timnas lebih hidup saat dia masuk. Dan masih banyak catatan termasuk di Sea Games 2015 , tak kala pelatih coba -- coba memisahkan mereka berdua dan hasilnya langsung amburadul. (kala itu pelatihnya Aji Santoso)

Menghadapi penyisihan Piala AFC -- U23, nama Paulo Sitanggang tidak ada dalam skuad yang dibawa oleh Luis Milla, pastinya sudah ada pertimbangan khusus bagi Milla untuk tidak menyertakannya. Patut kita nantikan bersama bagaimana kinerja lni tengah Indonesia nantinya. Yang jelas Evan Dimas harus bekerja esktra keras, tetapi apapun itu semoga tetap bisa memberikan terbaik untuk Indonesia.

Dan untuk Paulo Sitanggang sendiri, sebagai salah seorang penggemarmu, jangan bersedih atau patah semangat karena tidak ikut serta, terus berlatih dan memberikan yang terbaik, yakinlah bahwa proses tidak akan mengingkari hasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun