Olimpiade Rio2016 sebentar lagi ditutup, sebagai puncak pesta olahraga di dunia tidak heran perhelatan olimpiade adalah hal yang ditunggu – tunggu oleh para atlet terbaik dari seluruh dunia.  Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar  tentunya juga ada di dalam pesta olahraga terakbar itu. Walaupun secara penduduk adalah nomor 4 terbesar di dunia tapi dari segi pencapaian prestasi Indonesia belum mampu berbicara banyak. Perolehan mendali emas kontingen Indonesia tidak lebih dari 2 keping disetiap olimpiade yang diikuti.Â
Itupun hanya disumbangkan dari cabang bulutangkis saja. Apakah ada yang salah dengan pembinaan olahraga di Indonesia ? Biarlah mereka yang diberi tanggung jawab untuk menguri hal tersebut menjawab pertanyaan itu. Kita sudah banyak lembaga untuk mengurusinya : Kemempora, KONI, KOI, BOPI, Induk Olahraga ditingkat pusat maupun daerah, serta banyak lagi.
Salah satu faktor kecil yang dapat membuat para atlet bersemangat, para anak muda, bibit – bibit muda giat berlatih karena adanya contoh, teladan, mereka melihat akan jadi apa mereka nanti. Impian mereka akan tumbuh kalau mereka bisa melihat / merasakan realita yang ada di depan mata. Maka menyaksikan pertadingan olahraga apalagi secara langsung sesuai dengan cabang olahraga yang mereka geluti di olimpiade adalah suatu tontonan yang sangat bermanfaat sangat besar bagi mereka.
Ambil contoh kecil seperti ini,  ada seorang pelari muda jarak 100 m, saat ini dia berlatih giat untuk persiapan PON yang akan datang. Pastinya dia akan banyak belajar apabila dia dapat menyaksikan langsung di televisi final lari 100 M olimpiade. Minimal dia akan mengukur kemampuan dia saat ini, DIa akan punya panutan dan mimipi yang akan diraih setelah menyaksikan idolanya bertanding. Atau jangan – jangan mereka malah tidak tau rekor dunia sekarang itu berapa waktunya dan atlet siapa yang memegangnya? Miris…
Ingat #ripRIo2016? tagar yang fenomenal pada hari awal diselengarakannya olimpiade. 2 (Dua) stasiun televisi swasta yang gembar - gembor akan menyiarkan even olimpiade, yang pada kenyataanya bahkan pembukaannya saja tidak disiarkan secara langsung. Terlebih lagi untuk menyiarkan atlet Indonesia berlaga malah kalah penting dengan sinetron dan acara yang tidak jelas mutunya. Apalagi menyiarkan event – event olahraga yang lain? Jangan harap.
Memang beberapa olahraga puncak perhelatannya bukan Olimpiade seperti : Sepakbola, mereka sudah ada Piala Dunia, Tenis Lapangan mereka sudah ada Grand Slam, tetapi untuk cabang olahraga lain olimpiade adalah puncak segalanya. Sempat bingung juga mengapa malah sepakbola olimpiade yang notabene tidak terlalu penting malah disiarakan dari babak penyisihan. Cukuplah semifinal dan final saja. Menyebut tim sepakbola yang lolos apalagi pemain yang berlaga pun belum tentu tau siapa saja. Cuma tau Neymar saja.
Menurut penulis ada beberapa pertandingan yang seharusnya layak untuk disiarkan langsung di RIO 2016 tetapi (sepengetahuan) penulis tidak disiarkan langsung bahkan tidak disiarkan.
- Bulutangkis, Pertandingan bulutangkis memang mendapatkan porsi yang banyak untuk disiarkan, khususnya apabila ada pemain Indonesia bertanding. Tetapi ada satu pertandingan yang seharusnya layak untuk disiarkan yakni pertandingan semifinal bulutangkis tunggal putra antara Lee Chong Wei VS Lin dan. Pertandingan ini menurut penulis adalah salah satu pertandingan klasik, terbesar mempertemukan dua legenda hidup bulutangkis dunia. Pastinya para pencinta bulutangkis di seluruh dunia akan tertarik untuk melihatnya. Terlepas dari negara mana mereka berasal. DIsini kita bisa melihat semangat, skill, perjuangan mereka di usia yang sudah tidak muda lagi untuk meraih yang terbaik. Pastinya banyak yang terinspirasi dari permainan mereka berdua apalagi bagi atlet – atlet muda. Sayang pertandingan seru ini tidak disiarkan langsung.
- Atletik, Untuk atletik jelas bahwa nomor 100 M putra adalah nomor yang paling bergengsi. Seharusnyalah final 100 M putra tersebut mendapatkan liputan tersendiri. Bagaimana kita bisa melihat seorang Usain Bolt berlari seperti kilat mengalahkan lawan – lawannya. Sekali lagi 100 M dan olimpiade adalah puncak dari cabang atletik. Penulis juga lupa apakah perjuangan atlet kita Sudirman Hadi dan Maria Natalia Londo sempat disiarkan? Kalau tidak ada sangat miris sekali.
- Renang,Ingat euphoria negara tetangga kita saat atlet renang kebanggannya bisa mengalahkan legenda hidupdi lintasan renang? Ya Joseph Schooling berhasil merebut emas setelah mengalahkan idolanya Michael Pelps, Ramai di media sosial yang memperlihatkan betapa antusias penduduk singapuar mendukung jagoannya dari layar televisi. Satu Bukti olahraga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme. Nomor 100 m gaya bebas  putra dan putri adalah dua nomor yang layak untuk disiarkan langsung. Karena kedua nomor inilah prestesi tertinggi olahraga renang. Oh ya atlet kita ternyata berlomba pada nomor yang sama dengan Joseph. Glen Victor Sutanto berada di urutan 35 dari 43 peserta. Waktunya 54.25s bandingkan dengan Josep yang mengukir 51.41 s. Siap untuk ajang Sea Games dan Asian Games? GIat berlatih pasti bisa..
- Basket Putra, Memang Cabang olahraga Basket olimpiade kalah gemerlap dengan kompetisi NBA. Tetapi bagaimana pun pertandingan final olimpiade akan sangat menarik untuk ditonton dan apabila ditambah lagi kalau ada Tim AS yang berlaga. Karena bagi para atlet yang tidak bisa bersaing atau masuk ke NBA, olimpiade adalah pencapaian tertinggi untuk olahraga ini. Dengan sebegitu banyak penggemar olahraga ini terutama di dominasi oleh kamu muda (SMP – SMA) maka seharunyalah final olimpiade ini disiarkan langsung. Sehingga minat terhadap permainan ini tetap tumbuh di jiwa mereka. Apalagi bagi para atlet yang bermain diliga nasional, pasti pertandingan ini sangat ditunggu – tunggu.
- Voli Indor, Olahraga voli adalah olahraga yang sangat merakyat dan dimainkan dari kota hingga pelosok. Mungkin saat ini di kota besar kemeriahan olahraga voli tidak terlalu digandrungi, kalah popular sama sepakbola dan basket. Tetapi cobalah kepelosok di kampung. Olahraga voli lapangan adalah salah satu olahraga terpopuler. Mau bukti? Hampir di setiap perayaan 17an olahraga voli menjadi salah satu agenda yang rutin diadakan. Cabang olahraga voli seperti cabang yang lain puncak prestasi adalah pada penyelengaraan olimpiade. Prestise paling tinggi. Sehingga sangat wajar apabila pertandingan ini seharusnya mendapatkan prioritas juga untuk disiarkan secara langsung.
- Sepakbola, Khusus sepakbola, seperti yang dibahs diatas, bahwa sepakbola olimpiade adalah bukan event terbesar untuk olahraga ini, jadi seharusnyalah porsi siaran langsung jangan diambil semua untuk cabang ini. cukuplah semifinal dan final saja. Toh event ini tidak jauh beda seperti perhelatan Piala dunia junior. Tidak dan bukan prioritas utama untuk disiarkan. Kecuali… kalau tim Indonesia dapat menembus olimpiade nah kalau sampe tidak disiarakan baru namanya kelewatan.
Mungkin banyak cabang lain yang menurut pembaca layak juga untuk disiarkan langsung. Penulis hanya mengambil beberapa contoh kecil saja. Sebaiknyalah mereka (stasiun televisi) yang sudah diberi mandat (walupun tidak gratis) berupaya untuk dapat menyajikan siaran olimpiade yang baik. Minimal adalah meliput perjungan semua atlet negara kita sendiri.Â
Sehingga kita tau betapa berat perjungan mereka. Bahkan ada yang sampe cidera. Untuk pertandingan – pertandingan yang selayaknya disiarkan sebaiknya juga mendapatkan porsi yang pas. Peran kemeninfo serta KPI juga harusnyalah juga ada dalam hal ini. Karena masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi, tontonan yang layak bagi mereka. Tidak bijak juga kaena berdalih hukum ekonomi masyarakat malah dikobarkan.
Sehingga pada akhirnya para insan yang bergelut di dunia keolahragaan di Indonesia dapat menarik manfaat dari siaran event – event  olahraga tersebut. Dapat menjadi inspirasi bagi mereka untuk meningkatkan prestasi dikemudian hari. Dan yang terpenting adalah tetap dapat  memelihara mimpi para atlet terutama atlet muda kita untuk terus bermimpi meraih podium tertinggi, Mengumandangkan Lagu Indonesia Raya, serta membawa Bendera Merah Putih Berkibar ke Tiang Tertinggi di atas bangsa – bangsa lain.
Salam.