Janji itu telah digenapi. Tepat tanggal 22 Maret 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginjakkan kakinya kembali ke Kalimantan Barat. Dalam kunjungan sebelumnya beliau berjanji untuk datang apabila pembangunan Jembatan Tayan tersebut telah selesai, beliau akan datang untuk meresmikannya.
Sedikit berbagi informasi kunjungan pertama dilakukan beliau pada masa kampanye pemilihan presiden pada tanggal 23 Juni 2014, kedua pada tanggal 20 Januari 2015 dengan agenda meresmikan Masjid Raya Mujahidin Pontianak, ketiga pada tanggal 22 Agustus 2015 guna menghadiri puncak perayaan hari kemerdekaan Indonesia dengan mengadakan Karnaval Khatulistiwa, serta yang terkahir 22 Maret 2016 guna meresmikan jembatan terpanjang di Kalimantan yang diberi nama “Jembatan Pak Kasih” terletak di daerah Tayan, Kabupaten Sanggau. Penulis sebenarnya telah menulis sedikit artikel mengenai kunjungan Presiden pada saat kunjungan ketiga beberapa waktu lalu, linknya dapat diklik di tautan dibawah artikel.
Kembali ke judul diatas, tetap menarik untuk diulas apabila seorang presiden berkunjung kesuatu daerah untuk keempat kalinya dalam masa bahkan belum genap dua tahun pemerintahannya. Dari catatan penulis ( mohon dikoreksi apabila salah), Provinsi Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi yang paling sering dikunjungi, bayangkan sampai 4 kali, tentunya ada apa sehingga Presiden begitu menaruh perhatian yang besar untuk provinsi ini.
Beberapa hal yang dapat dimaknai terkait kunjungan keempat kali Presiden ini adalah :
1. Menunjukkan komitmen beliau untuk terus melakukan monitoring ( mengontrol) pembangunan di seluruh Indonesia, bukan hanya datang pada saat seremoni pertama saja, tetapi sebisa mungkin juga hadir untuk melihat langsung proses pembangunan sampai dengan selesai. Dengan melihat langsung / datang langsung ke lokasi tentunya akan member semangat kepada tim proyek tersebut untuk dapat bekerja dengan baik. Mungkin ini keliatannya adalah hal yang sepele tapi percayalah hal inilah yang kadang dibutuhkan oleh teman – teman yang bekerja di proyek konstruksi. Mereka yang sebagian besar harus berpisah dari keluarganya untuk bekerja di lokasi. Dengan adanya kunjungan Presiden tentunya menambah semangat untuk bekerja.
Menandakan bahwa apa yang mereka kerjakan memang betul betul mendapatkan apresiasi, selain dari perusahaan tempat mereka bekerja, bahkan juga dari orang nomor satu di negeri ini. Siapa yang tidak bangga apabila hasil kerja mereka diapresiasi oleh Presiden?. Masuk berita, masuk media, diliput wartawan seluruh Indonesia?
2. Menunjukkan bahwa arah pembangunan bukan hanya bersifat jawa sentris saja. Saat ini pemerataan pembangunan infrastruktur tidak lagi perpusat dijawa tetapi hampir diseluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke semua kebagian. Semua diharapkan merasakan kue pembangunan infrastruktur. Karena pemerintah sadar bahwa pembangunan infrastrukur di luar jawa masih sangat jauh tertinggal.
Dengan adanya pembangunan, selain bermanfaat pada saat masa pembangunan itu sendiri ( menyerap tenaga kerja lokal), tetapi pada akhirnya nanti setelah infrastrukur ini jadi, dapat menunjang roda perekonomian wilayah tersebut. Khusus untuk Kalimantan Barat masalah infrastruktur jalan dan jembatan adalah hal yang sangat – sangat diperlukan. Dengan medan gambut serta topografi wilayah banyak dilalui sungai besar dan kecil menjadi tantangan tersendiri untuk dapat menghubungkannya melalui jalan darat.
3. Memastikan roda perekonomian berjalan dengan baik. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden berguna sebagai katalisator percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Seperti yang kita tau saat ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat bergantung kepada Pulau Jawa. Dengan adanya pembangunan infrastruktur yang baik tentunya hal ini dapat memikat para investor untuk menanamkan modal di luar jawa. Khususnya Kalimantan dengan ketersediaan lahan yang masih luas, serta didukung ketersediaan SDM dan SDA maka tidak menutup kemungkinan pusat perekonomian segera perpindah dari Jawa.
4. Khusus untuk Kalimantan Barat Setiap kunjungannya Presiden selalu berusaha untuk mengunjungi gerbang lintas batas ( Indonesia – Malaysia) di Entikong – Sanggau. Untuk dapat diketahui bersama bahwa beberapa tahun lalu sebelum ada renovasi ini, kalau dibandingkan dengan wilayah Malaysia maka pintu gerbang kita bagaikan bumi dan langit. Baik bangunan, sistem keimigrasian sampai kepada jalan yang menuju perbatasan. Sungguh tertinggal kita. Wacana sering dilontarkan tetapi pembangunan yang benar- benar merubah total wajah pintu gerbang perbatasan baru dilakukan tahun lalu.
Agaknya Presiden sekarang ingin merubah total wajah etalase perbatasan tersebut. Kita harus lebih baik dar negara tetangga!!, begitulah kira – kira pesan yang disampaikan oleh Presiden kita. Bangsa kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang kaya, bangsa yang berdaulat. Oleh karena itu maka minimal etalase ( wajah) harus mencerminkan hal tersebut. Pesan yang sangat kuat bahwa kita tidak boleh kalah dari negara tetangga, bahkan kita bisa jauh lebih baik dari mereka.