2. Dengan dipegang pemerintah, tentunya apabila nantinya ada subsidi untuk tranportasi lebih mudah untuk mengawasinya. Dan subsidi ini memang layak diberikan karena selain berdampak besar untuk menekan biaya hidup, juga efek selanjutnya bisa mengurangi keinginan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian, di dalam kota, tranportasi umum murah, ngapain pakai kendaraan pribadi? Begitlah kira-kira harapan kita.
3. Untuk Metromini sendiri apabila memang harus dirombak, ada baiknya dilakukan kajian dulu, seperti trayek mana yang dipertahankan atau membuat trayek baru, jumlah armada yang dibutuhkan sebenarnya, integrasi dengan moda lain bagaimana, sehingga kesannya tidak tumpang tindih dengan operator lain. Butuh waktu? Memang, tapi yakin akademisi kita di universitas top sudah mempunyai kajian itu semua. Tinggal tanya dan minta saran. Pasti cepat selesai. Mungkin trayek yang sekarang dipakai adalah kajian 15-20 tahun yang lalu, sangat ketinggalan jaman.
4. Jangan lupa juga pembenahan di dalam sektor pemerintah itu sendiri, dalam hal pengawasan, dari uji KIR yang ketat, seleksi supir yang mempunyai kualifikasi, serta tidak ada lagi oknum yang justru menjadi penghambat kemajuan transportasi dengan ulahnya yang memanfaatkan celah.
5. Bagi daerah yang akan mengembangkan sektor transportasi umum, atau bahkan daerah yang sampai sekarang tidak ada tranportasi umum yang layak, pelajaran dari kasus Metromini harusnya menjadi pelajaran berharga, jangan sampai angkutan umum di daerah menjadi seperti Metromini, berpuluh-puluh tahun dibiarkan tanpa perhatian, seolah hanya menjadi pelengkap, pemerintah seakan tutup mata akan kenyamanan dan keamanan penumpang. Jangan menyimpan “bom waktu” seperti masalah Metromini di Jakarta.
Harapan masyarakat terhadap transportasi umum sebenarnya sangat sederhana yaitu: cepat murah, dan aman. Tentang bagaimana cara untuk mewujudkannya, pemerintah haruslah merespons dengan baik. Tapi bagaimana berpikir untuk ke sana kalau sampai sekarang tranportasi umum sekelas bus mikro saja, barangkali tidak lebih dari 10 kota di Indonesia yang ada itu pun berpusat di P. Jawa, selebihnya? Motorlah yang menjadi angkutan favorit masyarakat. Miris? Memang…..
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H