Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pelajaran Hidup dari “The Doctor”

8 November 2015   22:55 Diperbarui: 8 November 2015   23:28 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapapun yang mengikuti berita tentang balapan Motor GP dalam 2-3 minggu terakhir pasti akan terbawa arus “panas” persaingan pemberitaan perebutan juara dunia. Dari si A yang diduga menendang si B, si B yang diduga dibantu sama si C, si C konspirasi sama Si D, dan berbagai macam spekulasi yang dilontorkan oleh para penggemar Motor GP. Terutama yang paling sengit tentunya adalah penggemar The Doctor  Valentino Rossi. Seakan tidak rela sang pujaannya diberikan hukuman yang maha berat tersebut.

The Doctor sendiri awalnya juga bersikap “keras dan melawan” sehingga membuat penggemarnya semakin tersulut emosinya, (perang di dunia maya tak terelakkan), sampai – sampai The Doctor berfikir untuk tidak ambil bagian dalam seri terakhir, karena merasa sudah tidak ada gunanya lagi. Start paling belakang dan dia berfikir hanya keajaiban yang bisa membawanya menjadi juara dunia.

Tetapi disinilah kita belajar dari sikap seorang Valentino Rossi selang beberapa hari setelah tidak ingin  mengikuti lomba di Valencia, dia meralat ucapannya, didalam media sosial resminya, The Doctor mengatakan dia siap untuk tampil di Valencia, dan ia mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak. Maka dimulailah persiapan “Mission Impossible” tersebut. Walaupun sudah tau kansnya sangat tipis sekali untuk memenangkan gelar guara dunia The Doctor tetap bertarung dari garis paling belakang.

Jadilah GP Valencia seperti yang kita saksikan menjadi panggung milik The Doctor, sampai tengah balapan, semua fokus kepadanya, tidak terlalu peduli siapa yang memimpin, semua mata tertuju kepada The Doctor . Satu demi satu pembalap disalipnya dari urutan terakhir sampai duduk di peringkat ke 4, ada 22 pembalap yang disalipnya, fantastis ! ,luar biasa !. The Doctor membalap demi harga dirinya, demi orang – orang yang mencintainya, demi penghormatan kepada Motor GP sendiri. Pada akhirnya walaupun juara dunia lepas dari genggamannya, tapi seluruh dunia menaruh hormatnya. Kepada pribadi yang telah mampu berdiri tegak mengalahkan dirinya sendiri.

Jadi bagi pengemar The Doctor, penggemar Motor GP, penggemar olahraga, atau siapapun itu, marilah belajar dari sikap yang ditunjukkan oleh The Doctor, tidak perlu terlalu berlama – lama menyesali sesuatu kesalahan, segeralah move on, lihatlah rintangan di depan, hadapi masalah jangan dihindari, susun strategi terbaik untuk menaklukkannya, setelah itu lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan, perkara menang kalah, berhasil atau tidak, bukan lagi hak kita yang menentukan, biarkan orang diluar yang menilai tentang apa yang  kita lakukan. Dan semua yang terjadi  juga pasti  karena atas ijinNYa.

 

Salam Olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun