Mohon tunggu...
Henki Kwee
Henki Kwee Mohon Tunggu... -

Belajar memahami apa yang terjadi di sekitar dan menulis untuk berbagi pendapat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Virgin Gak Oke"

24 Juli 2010   13:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_203470" align="alignleft" width="111" caption="sumber: inilah.com"][/caption] Kegiatan berselancar di sabtu pagi tadi ternyata menemukan satu hal yang menarik sekaligus mengagetkan untuk ditulis dan berbagi dengan kompasianer tercinta. Di salah satu situs populer ditemukan judul artikel seperti judul tulisan ini "Virgin gak oke", suatu ungkapan yang diucapkan sekelompok siswa SMA di Bandung dan konon banyak pengikutnya. Saya yakin kita akan terhenyak ketika mendengar atau membaca ungkapan tersebut. Ya, suka tidak tidak suka itulah kenyataan yang harus kita hadapai saat ini. Entah dari mana asal usul ungkapan tersebut, yang jelas ungkapan ini pasti menimbulkan keresahan di kalangan pendidik maupun orang tua. Apa yang harus dilakukan? sudah begitu jauhkan pandangan remaja sekarang tentang seks? Memang sekarang sudah bukan jaman Siti Nurbaya lagi tapi apakah kondisi yang demikian ekstrim harus kita terima dan dimaklumi? Belum lagi kalau mengingat pelajaran seks yang saya peroleh dari abg di dalam busway http://sosbud.kompasiana.com/2010/07/04/belajar-seks-dari-abg/. Meski tidak bisa ditarik kesimpulan secara ilmiah, kedua hal ini paling tidak memberikan gambaran dan menambah keyakinan tentang pandangan dan mungkin juga perilaku seks remaja sekarang. Pertanyaan besar dari kedua hal di atas, masih adakah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini? Jika sudah tidak mungkin lagi memperbaiki keadaan ini, paling tidak bagaimana penanggulangan dampak buruk (harm reduction) dari keadaan ini. Penyebaran penyakit menular seksual akibat perilaku seks bebas, kehamilan tidakdikehendaki, meningkatnya jumlah aborsi, meningkatnya remaja putus sekolah dan tentu saja penurunan kualitas hidup anak yang dilahirkan akibat keadaan ini. Pertanyaan lainnya adalah  siapa yang akan mengkoordinir upaya penanggulangan masalah ini? Para ahli ilmu sosial mungkin bisa memikirkan upaya ini. Ini adalah masalah sosial yang sama peliknya dengan masalah sosial lainnya. Memang tidak mudah untuk mengatasi hal ini tapi sesuatu harus dilakukan. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun