Mohon tunggu...
Ulwan Zaidan
Ulwan Zaidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan seorang mahasiswa

gemar mengabadikan momen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Keluarga dalam Menghadapi Pembelajaran Daring

15 November 2022   18:34 Diperbarui: 15 November 2022   18:40 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak belajar dengan orang tua (edutopia.org)

Tidak tersedianya perangkat elektronik untuk pembelajaran daring memicu konflik dalam keluarga. Mengapa hal tersebut terjadi? Bagi kehidupan kelas menengah dan kelas bawah, konflik dalam keluarga dapat terjadi karena antara satu anak dengan anak lainnya saling berebut gadget. Kejadian serupa terjadi oleh narasumber Kompas dalam wawancara terkait sarana belajar daring, Arie Lukihardianti. 

Perempuan dengan tiga anak tersebut mengatakan kalau selama pembelajaran daring hanya memiliki satu gadget yang bisa digunakan dengan anak-anaknya. Ketiga anaknya berebut gadget hingga bertengkar. Untuk mengatasi konflik tersebut, orang tua hendaknya memutuskan apakah mereka perlu membeli perangkat elektronik untuk anaknya atau meminjam perangkat elektronik tersebut pada orang lain. 

Peran Orang Tua

Pandemi Covid berdampak pada perubahan sarana pembelajaran yang semula dilakukan di sekolah menjadi dari rumah masing-masing. Hal tersebut menuntut orang tua untuk berperan menjadi pendamping anak saat melakukan pembelajaran, atau dapat disebut sebagai pengganti peran guru di sekolah. kesiapan orang tua dalam mendampingi anak belajar masih menjadi persoalan. karena sebagian besar orang tua belum terbiasa melakukannya. 

Tanpa persiapan, orang tua harus mengambil alih sebagian tugas guru untuk mendampingi anaknya masing-masing. Dalam proses ini hal penting yang menjadi penentu kelancaran pendampingan diantaranya adalah manajemen waktu, penguasaan materi dan kerja sama antara kedua orang tua dalam upaya mengoptimalkan sarana yang terdapat di rumah.

 Namun proses pendampingan pada anak tidak selalu menjadi pekerjaan “setiap saat” bagi orang tua. Contohnya pada keluarga dengan anak yang sudah bisa belajar dengan mandiri, maka proses pendampingan dilakukan sesuai kebutuhan saja. Atau pada keluarga dengan kondisi kedua orang tua yang memiliki pekerjaan masing-masing, maka proses pendampingan ditangani oleh keluarga lain yang dianggap mampu dalam mendampingi anak belajar.

 Hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil keputusan dalam memilih orang yang dapat mendampingi anak adalah jangan sampai anak menganggap bahwa orang tuanya tidak memiliki rasa sayang kepada anak. Karena dengan orang tua menyerahkan tugasnya kepada pihak lain seperti saudara terdekat atau asisten rumah tangga, dapat menimbulkan anggapan dari anak bahwa orang tuanya tidak memiliki kepedulian kepada anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun