Mohon tunggu...
Gylda Nampasnea
Gylda Nampasnea Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mencari 'Kristus' dalam Pluralisme Religius Raimundo Panikkar

22 November 2018   16:21 Diperbarui: 22 November 2018   18:15 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pluralisme religius adalah sebuah ajaran yang lahir bertolak dari realita bahwa pluralitas atau keberagaman adalah bagian dari warna-warni kehidupan manusia yang diciptakan Tuhan di dunia ini. Pluralisme menjadi ciri dari masyarakat dunia yang telah menjadi satu, ibarat kampung kecil,  di mana semua orang hidup dan saling berinteraksi di dalamnya. Tentu dalam kemajemukan ini setiap agama berusaha untuk memegang teguh kepercayaan pada figur religius yang diakuinya sebagai 'Allah" dan di tengah realitas plural itu, tidak mudah untuk membangun pemahaman bersama demi terciptanya sebuah kehidupan yang harmonis di dalamnya. Untuk itu kita akan membahas tentang bagaimana mencari 'Kristus' dalam pluralisme religius menurut Raimundo Panikkar.

A.Biografi Raimundo Panikkar

Raimundo Panikkar lahir dengan nama Raimundo Panikkar Alemany di Barcelona,  Spanyol, 3 November 1918 dari seorang ibu berkebangsaan Spanyol dan beragama Katolik Roma dan ayah seorang Hindu-India. Sejak kecil dia telah dididik secara ketat dalam tradisi Katolik Roma Ortodoks namun dipengaruhi pula oleh tradisi Hindu-India dari ayahnya. 

Meskipun demikian, hal itu sama sekali tidak mengganggu didikan religiusnya dalam tradisi Katolik.  Ia adalah seorang tokoh paling terkemuka dalam dialog antar agama. Panikkar adalah seorang Pastor Katolik Roma, pakar Hindu, dan mempunyai hubungan yang kuat dengan Buddhisme, serta seorang profesor yang mengkhususkan diri dalam perbandingan filsafat Agama.

Sebagai seorang yang lahir dan bertumbuh dalam keluarga dengan perbedaan keyakinan antara Kristen Katolik Roma dan Hindu, Raimundo Panikkar telah berjumpa dengan multiplisitas agama dan budaya yang pada giliranya turut mempengaruhi konsep pemikiran Panikkar tentang pluralisme religius. Ia mengakui bahwa untuk sampai pada suatu pandangan dan konsep mengenai pertemuan antar kultur dan religi, ia mendeskripsikan peziarahan spiritual pribadinya setelah mempelajari dan menyelami pelbagai tradisi agama-agama. 

Panikkar mengklaim bahwa dirinya hidup dalam empat dunia, yaitu Kristen, dimana dia telah dididik sejak kecil oleh ibunya, dan agama Hindu yang menjadi kultur dan religi ayahnya, Budha dan dunia sekuler modern dimana dia dibesarkan dan bergaul secara intensif dengan kultur dan tradisi Eropa. Hal ini ditegaskannya dengan mengatakan, "Aku 'pergi' sebagai  seorang Kristen, aku 'menemukan' diriku sebagai seorang Hindu dan aku 'kembali' sebagai seorang Budha, tanpa pernah sekalipun berhenti menjadi seorang Kristen". Latar belakang yang kaya sekalipun kompleks ini tampak jelas dalam karya-karyanya.

B.Pluralisme Religius Menurut Raimundo Panikkar                                      

Sejak awal, Panikkar sudah menanamkan model pluralistis dalam semua karyanya. Dia melepaskan dirinya dari model eksklusifistis maupun inklusifistis yang menurutnya dapat berakibat timbulnya intoleransi dan arogansi. Menurut Panikkar seorang yang bersikap eksklusif menganggap nilai dan kebenaran adalah tunggal dari salah satu agama saja dan berlaku universal bagi semua agama. Seorang yang bersikap inklusif, meskipun mengakui nilai dan kebenaran yang mungkin dalam semua agama, memegang pula nilai dari norma yang satu atau ekspresi kebenaran yang ultim.

Panikkar menolak secara tegas kedua model tersebut dan memegang bagi dirinya sendiri model pluralis. Model pluralis mengakui adanya kesamaan nilai yang mungkin dan terdapatnya validitas yang sama dalam setiap agama. Bagi Panikkar, seorang pluralis harus mampu berdiri di antara pluralitas yang tidak saling berhubungan dengan suatu kesatuan monolitik/sikap netral yang tidak memihak pada satu kelompok atau ideologi tertentu. Dalam kacamata Panikkar, suatu pluralisme harus terlepas dari upaya penyeragaman dan pereduksian. Karena itu, bagi Pannikar, selain membentuk gagasan teoretis, seorang pluralis sejati harus mengafirmasikan gagasannya itu secara konkret dalam pertemuan dan dialog dengan sesama dari agama lain.

bahwa realitas tidak dapat ditentukan dengan mengatakan ini dan itu, tetapi sebaliknya merupakan suatu bentuk inkomensurabilitas atau ketakteraturan dunia itu sendiri. Karena itu dalam pandangan Panikkar, realitas dunia ini bersifat dinamis, bukan statis sehingga memungkinkan sekali yang satu mengisi kekurangan yang lain. Dinamisitas seperti ini merupakan suatu bentuk konstitutif yang membangun reaitas. Menurut Panikkar, pengalaman akan mistik adalah sesuatu yang bermanfaat bagi keanekaragaman yang banyak dan kesatuan mendalam dari semua agama. Melalui pengalaman mistik ini, Panikkar berusaha mengadakan dialog intereligius dengan bentuk proyek kosmoteandrik yang hendak mengatakan bahwa ada tiga dimensi yang menentukan dan membangun realitas dan merupakan sebuah kehidupan terdalam dari realitas, yaitu realitas Yang Ilahi, manusia dan dunia. Panikkar adalah seorang pluralis yang maverick di mana ia bersikap netral dengan tidak memihak kepada salah satu kelompok tertentu. Ia dapat menjaga jarak terhadap pihak-pihak yang kontradiktif dalam situasi dan kondisi perjumpaan antar agama. Panikkar dalam pendekatan mistiknya berusaha mengadakan dialog intereligius menggagas suatu bentuk proyek.

C.Konsep Allah dalam Pluralisme Religius Raimundo Panikkar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun