Â
Bursa transfer musim panas 2015 diramaikan salah satunya dengan kepindahan Raheem Sterling dari Liverpool ke Manchester City. Bintang muda timnas Inggris ini dilego oleh The Reds dengan banderol 49 Juta Poundsterling. Dengan harga tersebut, Sterling kini menjadi pemain City sekaligus lokal Inggris termahal. Mengngat usianya yang masih muda dan potensinya yang besar, harga tersebut masih dianggap wajar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, harga yang fantastis menjadi beban bagi pemain sehingga kerap tampil mengecewakan.
Tentu kita masih ingat senior Sterling di Liverpool, Fernando el nino Torres. Torres pindah ke Chelsea pada awal musim 2011/2012 dengan mahar mencapai 50 juta pound, rekor pemain termahal kala itu, sebelum dipecahkan oleh Angel Di Maria. Ekspektasi tinggi disematkan ke dada mantan kapten Athletico setelah tampil garang kala bersragam Liverpool. Koleksi 65 gol dalam 102 pertandingan menjadikannya sebagai bomber yang diburu sejumlah tim besar. Namun, setelah berganti seragam biru, performanya menukik tajam. Selama 4 musim di Stamford Bridge, total Torres hanya mampu mencetak 20 gol ke gawang lawan. Penyebab kegagalan Torres disinyalir karena cara bermain Torres tidak sesuai dengan pola yang dimainkan Chelsea yang kemudian berpengaruh ke mental serta naluri mencetak golnya yang tak segarang dulu lagi.
Nasib hampir sama juga menimpa Angel Di Maria, pemegang rekor pemain termahal Liga Inggris saat ini. Didatangkan dengan harga mencapai 59 juta pound, Di Maria kerap duduk di bangku cadangan. Bahkan Van Gaal, pelatih MU, lebih suka memainkan Ashley Young yang sudah dianggap meredup. Kabarnya Di Maria hanya bermain semusim di MU dan akan pindah ke PSG, tentu dengan harga yang masih tinggi karena performanya di timnas Argentina terlihat menjanjikan. Lagi-lagi, Di Maria dianggap tidak mampu berdaptasi dengan skema yang diinginkan sang pelatih.
Erick Lamela tak kalah sial. Direkrut dari AS Roma pada musim panas 2013, pemain Argentina ini belum mampu menunjukkan pengaruhnya lantaran kerap dilanda cedera. Sementara Andy Caroll, yang menjadi pemain termahal untuk dua klub, yakni Liverpool dan West Ham juga masih stagnan. Tampil cemerlang bersama Newcastle dan digadang sebagai ujung tombak timnas Inggris, Caroll justru melempem setelah pindah ke Liverpool. Dia kalah bersinar dibanding Luis Suarez yang didatangkan pada musim yang sama namun performanya langsung mencuri perhatian publik anfield.
Memang, tak semua pemain dengan status termahal di klub menunjukkan performa berlawanan. Steven Flether, Romelu Lukaku dan Wilfried Bony misalnya. Mereka langsung menjadi bomber andalan untuk timnya. Begitu juga dengan Mesut Oezil. Meskipun musim lalu fans Arsenal dibuat kagum oleh Alexis Sanchez, tapi kehadiran Oezil mampu memberikan keseimbangan di lini tengah The Gunners.
Berikut daftar nama pemain termahal untuk masing-masing klub (dalam poundsterling)
-Arsenal : Mesut Oezil (42,5 juta)
-Aston Villa = Darren Bent (24 juta)
-Bournemouth = Tyrone Mings (8 juta)
-Chelsea = Fernando Torres (50 juta)
-Crystal Palace = Yohan Cabaye (12,5 juta)
-Everton = Romelu Lukaku (28 juta)
-Leicester City = Andrej Kamaric (9,7 juta)
-Liverpool = Andy Caroll (35 juta)
-Manc City = Raheem Sterling (49 juta)
-Manc United = Angel Di Maria (59,7 juta)
-Newcastle = Michael Owen (16 juta)
-Norwich City = Ricky van Wolfswinkel (8,5 juta)
-Soton = Dani Osvaldo (15 juta)
-Stoke City = Peter Crouch (10 juta)
-Sunderland – Steven Fletcher (12 juta)
-Swansea City = Wilfried Bony (12 juta)
-Tottenham = Erik Lamela (25,8 juta)
-Watford = Etienne Capoue (6,3 juta)
-WBA = Brown Ideye (10 juta)
-West Ham = Andy Caroll (15 juta)
Angka dan nama di ats masih sangat berpotensi untuk berubah mengingat kondisi finansial klub Inggris yang relatif lebih baik daripada liga lain. Selain itu, persaingan yang semakin ketat terus memaksa sebuah klub untuk memperbaiki diri dengan mendatangkan pemain anyar. Namun ada satu hal yang patut dicermati dalam merekrut pemain dengan harga selangit. Tak sedikit contoh pemain mahal malah memble, sedangkan pemain dengan harga standard justru mampu berkemabng lebih baik. Selain faktor tekanan publik, tim kepelatihan harus memastikan bahwa sang pemain yang diburu benar-benar sesuai denga taktik yang dijalankan. Jika tidak, maka akan sangat merugikan klub yang sudah menggelontorkan uang banyak namun tidak menuai hasil yang diinginkan.
Sumber : Goal.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H