Mohon tunggu...
Griana Wijayani
Griana Wijayani Mohon Tunggu... -

I'm consumed by all things pertaining to words and style. When I'm not writing, I will be right in the corner, reading and sipping cold coffee.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Matiku; Ibu.

22 Desember 2015   12:00 Diperbarui: 22 Desember 2015   12:00 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebahagia apapun itu, Ibu

Sertaku selalu dalam hendakmu.

 

Temani aku berjalan maju

Meski terkadang wajah lelahmu nampak begitu jelas

Lalu aku

Bagai murid tak bernyali hanya untuk maju ke depan kelas

 

Bibirku terasa sangat kelu

Untuk sekadar mengucap maaf

Tubuhku terasa sangat kaku

Untuk sekadar menggenggam jemari

Tetapi,

 

Kelak engkau pasti tau

Tak pernah luput ku sebutkan namamu

Dalam untaian doa dan rindu

 

Selamat Hari Ibu,

Terima kasih atas cinta dan kasih sayangmu yang lebih luas melebihi semesta

Terima kasih atas pengorbanan nyawamu yang rela kau gadaikan demi melahirkanku

Terima kasih untuk segalanya, yang tak mampu ku gantikan dengan apapun

Semoga surga tertinggi untukmu, nanti.

 

Amin Ya Rabbal Alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun