Mohon tunggu...
Gianto Widianto
Gianto Widianto Mohon Tunggu... -

A freelance writer focusing on the applications of new media in education.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Melek" Abad 21

18 Januari 2010   08:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:24 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beda Abad, Beda "Melek"-nya Agaknya para pakar pendidikan sepakat bahwa yang namanya "melek" (literasi) itu berbeda-beda, sesuai perkembangan zaman. Di abad generasi jadul, orang sudah merasa cukup jika dikatakan "melek huruf", artinya ia dapat membaca sehingga dapat mengakses informasi yang diperlukannya. Tetapi di abad serba informasi ini, agaknya peserta didik perlu menguasai beberapa keterampilan atau pengetahuan sebelum dapat dikatakan literate. Keharusan menguasai berbagai keterampilan itulah yang saat ini disebut kalangan pendidikan sebagai keterampilan abad 21. Lalu apakah yang dinamakan keterampilan abad 21 itu. Berikut keterampilan dasar yang perlu dikuasai peserta pendidikan: 1. Basic, Scientific, Technological, Information, Multicultural, Global Awareness dengan target penguasaan literasi dan numerasi. 2. Managing Complexity, Self-Direction, Creativity, Risk-Taking, Higher Order thinking dengan target penguasaan pemikiran yang inovatif. 3. Collaboration, Social and Civic Responsibility dengan target penguasaan komunikasi yang efektif 4. Prioritizing, Planning and Management for Results dengan target penguasaan produktivitas. Tidak sederhana? Ya. Tuntutan itu timbul karena kompleksitas yang dihadapi peserta pendidikan di masa depan pun memang akan makin tinggi dibandingkan yang dihadapi siswa masa kini. Kurikulum inti Iowa, misalnya, menyebutkan beberapa hal yang akan dihadapi pelajar/mahasiswa/pencari kerja di masa datang: (1) the globalization of economics; (2) the explosion of scientific and technological knowledge; (3) the increasingly international dimensions of the issues we face, (i.e. global warming and pandemic diseases); and (4) changing demographics as the major trends that have resulted in a future world much different from the one that many of us faced when we graduated from high school (Friedman, 2005 and Stewart, 2007). Dengan melihat semua kecenderungan ini, Iowa menyimpulkan bahwa para siswa mereka perlu menguasai keterampilan abad 21 agar dapat bersaing dan hidup di abad ini. Melek Abad 21 Lalu literasi abad 21? Literasi abad ini bukan hanya sekedar mampu mencerna bahan-bahan tertulis lewat melek huruf, tetapi kemampuan untuk menguasai berbagai cara mengolah dan mencerna serbuan gelombang tsunami informasi. Mungkin ungkapan lain yang cocok untuk keterampilan ini adalah information literacy atau melek informasi. Komponen lain yang membentuk literasi di abad ini adalah literasi visual, literasi visual media, literasi sosial. Mengingat perubahan paradigma ini, mungkin sudah waktunya para pendidikan dan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan memikirkan metode-metode baru pengajaran yang kiranya sesuai dengan tantangan baru yang dihadapi tunas-tunas bangsa kita masa depan. Di bawah ini adalah tautan sebuah video yang membahsa perihal literasi abad 21. What Does It Mean to be Literate in 21st Century?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun