Ternyata pada hari itu akan diselenggarakan pemberkatan nikah sehingga deretan kursi jemaat sudah terhias beberapa bunga dan juga karpet merah. didalam bangunan utama ini juga terdapat ruang pengakuan dosa dan juga beberapa patung, disayap kanan dan kiri ruangan terdapat deretan kursi yang selalu penuh saat diadakan Misa.
Di bagian depan terdapat altar dan juga beberapa lilin serta salib besar yang terpantul cahaya dari kaca hias dibagian atas, ternyata jika dilihat dari angkasa bangunan gereja ini berbentuk seperti salib, hal tersebut baru kita ketahui setelah melihat peta online saat itu.Â
Lanjut ke area belakang terdapat goa Maria yang sangat asri dan menenangkan karena terdapat beberapa pohon dan juga kolam ikan yang gemericik airnya menemani para umat saat menghaturkan doa. Di serambi kiri terdapat patung Yesus dan pahatan mengenai peristiwa jalan salib, sedangkan diserambi kiri terdapat gedung pengurus dan juga museum mini berisikan barang peninggalan era kolonial mulai dari koper, baju dan berbagai peralatan ibadah yang digunakan pastor saat itu.
Setelah puas berkeliling gereja dan mengambil beberapa foto kamipun menyudahi perjalanan pagi itu, disebrang geraja banyak berderet warung makana yang mulai buka saat itu, tetapi kami menjatuhkan pilihan pada Lontong balap yang merupakan makanan khas kota Surabaya, sambil menyantap hidangan kami menatap lekat gereja tersebut sambil membayangkan bagaimana suasana wilayah ini saat masa pendudukan Belanda, akhirnya perut kenyang menutup perjalanan kita hari ini. tamatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H