berlanjut memasuki kawasan kalimati dan songoyudan yang dipenuhi ruko era kolonial kita lanjut menyusuri jalan bongkaran dan juga jalan Kopi, diujung jalan kami disambut dengan bangunan Greja Kristus Tuhan, gereja ini merupakan gereja tertua yang didirikan oleh komunitas Tionghoa beragama Kristen, pada saat melewatinya sedang ada kebaktian sehingga kita lanjut berjalan untuk mengunjungi Klenteng kedua yaitu Klenteng Hong Tiek Hian atau biasa disebut Klenteng dukuh disebutkan oleh beberapa sumber bahwa klenten ini dibangun pada tahun 1293 atau sejak jaman majapahit, terlepas dari sejarah yang simpang siur saat kami kesana sedang ada beberapa umat yang bersembahyang, kita juga disambut oleh wayang potehi yang sedang dimainkan, klenteng ini dibangun menjadi 2 lantai untuk kenyamanan umat saat beribadah.
Matahari siang itu terasa sangat panas seperti akan membakar kulit kami semua, akhirnya diputuskan untuk menyudahi perjalanan kita pada hari itu, rombongan berjalan dibawah terik matahari kota Surabaya menyusuri trotoar dan berhenti dipemberhentian terakhir yaitu Kedai mie Kekinian yang berada disampiing pasar Atom, beberapa peserta saling menceritakan pengalamannya pada hari ini, berbagai cerita menyenangkan dan lucupun terlontar. kedai mie tersebut menjadi penutup untuk walking tour pada hari  itu, para peserta berpamitan untuk pulang sambil membawa cerita menyenangkan di hari itu.... tamat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H