Mohon tunggu...
guntur wahyu septiansyah
guntur wahyu septiansyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nikmatnya Kuliner di Jogja

20 September 2013   15:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:37 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir diseluruh Jogja dapat kita temui berbagai macam bentuk kuliner yang dapat kita nikmati, mulai dari makanan yang murah sampai makanan yang harganya tidak kalah dengan makanan yang ada di ibukota, tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan selera dan tentunya dompet kita masing-masing. Jika kita melalui atau sengaja berkeliling ke daerah selokan mataram apalagi pada malam hari, disitulah kita akan menemukan surganya para pecinta kuliner, disana kita akan dimanjakan oleh berbagai macam jenis makanan yang akan menggugah selera kita, berbagai jenis café dan lainnya dapat kita temui disana, dan yang paling favorit serta digandrungi oleh sebagian kalangan apalagi diakhir bulan tiada lain dan tiada bukan adalah angkringan.

Untuk kalangan mahasiswa mungkin angkringan adalah tempat terfavorit untuk mengisi perut, disamping harganya murah, untuk mencarinya pun terbilang cukup mudah, karena hampir disetiap pelosok Jogja kita akan menemukan angkringan tersebut, mulai dari daerah yang notabenya kota maupun perdesaan hampir semuanya terdapat angkringan. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, angkringan pun sebagian besar sudah terpengaruh oleh perubahan tersebut, dahulunya angkringan tidak dan belum menggunakan gerobak dorong seperti sekarang ini, tapi hanya menggunakan tanggungan yang diangkat oleh pundak dan dibawa keliling oleh si penjualnya.

Bahkan tidak sedikit dari pemilik-pemilik café ataupun sejenisnya yang menjadikan usahanya menyerupai angkringan, maksudnya bentuk dan harganya tidak jauh dengan angkringan yang mana angkringan ini sangat mengerti sekali dengan keadaan yang dirasakan oleh para mahasiswa Jogja, tidak dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh mahasiswa pasti pernah merasakan dan membeli makanan diangkringan tersebut, sedikit wawancara saya dengan seorang mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya tentang pengalamannya yang selalu makan malam diangkringan, sebut saja namanyaIndra.

S : “Ndra, kenapa sih setiap makan malem, kamu pasti makan diangkringan ?”

I: “Bukan kenapa-kenapa bro, disamping rata-rata angkringan itu munculnya malam hari saja,meskipun ada juga sih yang buka siang hari juga, nikmatnya angkringan itu akan jauh lebih terasa sekali bro”.

S : “Oh gitu Ndra, jadi kalau kita makan malem diangkringan sensasinya itu bisa dikatakan seperti kita makan direstoran-restoran gitu ya Ndra ? Hehee….”

I: “Yah bisa dikatakan seperti itulah kurang lebihnya, makanya saya bukannya gak punya uang buat makan direstoran-restoran itu, tapi ya emang lebih nikmat dan lebih menghemat dompet juga sih sebenernya”.

S : “Pastinya dong, kalau masalah yang terakhir, semua orang juga pasti tahu itu, ya sudah Ndra, aku duluan ya, masih ada tugas lagi yang harus saya kerjakan malam ini”.

I: “Okey, jangan bosen-bosen makan diangkringan yaa…”

S : “Uyee…”

Dari percakapan diatas dapat kita tarik kesimpulan, kalau kuliner di Jogja itu tidak ada habisnya, apalagi membicarakan masalah makanan angkringan yang lezatnya bisa melebihi restoran-restoran, jika kita memakannya diakhir bulan, sungguh akan terasa apa yangtidak bisa mereka rasakan selain diangkringan, tapi tidak jarang juga banyak golongan dan kalangan menengah keatas yang tidak menyukai dan bahkan ‘menghina’ makanan diangkringan, yang tentunya dengan berbagai argumen dan alasan yang mereka miliki, sebut saja contohnya masalaha kelayakan dan kesehatan yang biasanya mereka jadikan sebagai senjata utama untuk menjatuhkan angkringan, dari tidak higienislah, tidak memenuhi standar kesehatanlah ataupun yang lainnya, itulah berbagai alasan yang mereka pakai, tapi disamping itu semua tanpa melihat dari sisi negatif dan melihat dari sisi positif bahwa kuliner di Jogja sangatlah banyak dan berbagai pilihan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun