Mohon tunggu...
Gito Depok
Gito Depok Mohon Tunggu... -

Warga Depok anti kemunafikan partai berkedok agama

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dimas Melayat Radja Komkom Siregar

9 Desember 2015   09:23 Diperbarui: 9 Desember 2015   09:23 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah Dimas Oky Nugroho tertunduk. Matanya sendu saat melepas alm. Radja Komkom Siregar, Programmer Tempo ke liang lahat, di Pemakaman Warga Komplek Permata Depok, Citayam, Selasa (8/12/2015).

Langit siang itu mendung disertai geledek yang menggelegar. Seperti mengisyaratkan alam pun sedih melepas Bang Radja. Dimas memiliki ikatan emosional dengan karyawan Tempo Media Group tersebut. Selain sama-sama dari Sumatera Utara, mendiang pernah diminta sumbang sarannya terkait pengembangan web SIPerubahan.com, portal jurnalisme warga yang digagas Dimas.

Senin (6/12) malam, pukul 20.30, usai pulang kerja di kantornya daerah Palmerah, Jakarta Barat, Radja Komkom Siregar, Alumni ITB angkatan 92 tewas diserempet KRL di Stasiun Palmerah. Sebagai seorang sahabat, Dimas melayat keesokan siangnya. Menyampaikan duka cita kepada istri dan keluarganya.

Di pemakaman Bang Radja, Dimas pilu melihat kesedihan istri terutama dua anak bang Radja yang masih kecil. Dimas turut merasakan kesedihan anak-anaknya, meski anak pertama Bang Radja (laki-laki) berkali-kali mengingatkan ibunya agar tidak menangis. Dimas begitu menyayangi dan kerap menyantuni anak Yatim. Karena ia juga anak yatim sejak SMP.

Kepada stafnya Dimas berbisik. Besok pas hari pencoblosan ia meminta dikosongkan jadwal pagi harinya. Dimas ingin nyekar ke makam Ibunda tercinta yang juga baru meninggal beberapa waktu yang lalu. 

Selamat jalan Bang Radja. Semoga tenang di alam Barzah. Dilapangkan kuburnya, dan diterima segala amal kebaikannya. Semoga keluarga yang ditinggal sabar, tabah, dan menerima kepergian abang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun