Mohon tunggu...
Gutamining Saida
Gutamining Saida Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Kedungtuban Kab Blora

Jalan-jalan, membaca cerita, Seorang istri yang banyak mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pertandingan Futsal

20 Januari 2025   10:05 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:05 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar pertandingan futsal ( sumber dokumen pribadi)

Karya: Gutamining Saida

Setelah menyelesaikan tes semester pertama, suasana di SMPN 1 Kedungtuban terasa berbeda. Para siswa tampak lebih santai dan riang karena sekolah mengadakan class meeting. Salah satu kegiatan yang paling dinanti adalah pertandingan futsal antar kelas. Semua kelas dari 7 hingga 9 berlomba-lomba menunjukkan kemampuan mereka untuk menjadi juara.

Giliran kelas 9A melawan kelas 9F main futsal. Pertandingan ini sudah menjadi bahan perbincangan sejak pagi, karena kedua tim memiliki pemain yang cukup andal. Para suporter dari kedua kelas juga tak kalah antusias. Mereka duduk di pinggir lapangan dengan membawa poster buatan sendiri untuk mendukung tim masing-masing.

Begitu peluit berbunyi, pertandingan pun dimulai. Tim 9F langsung tampil agresif dengan serangan cepat. Salah satu pemain mereka, menunjukkan keahliannya dalam menggocek bola dan melepaskan tendangan keras ke arah gawang 9A. Penjaga gawang 9A, Febrian berhasil menepis bola tersebut, tetapi serangan lanjutan dari 9F membuat mereka kewalahan.

Gol pertama pun tercipta untuk 9F di menit ke-5, dan para suporternya bersorak dengan penuh semangat. Namun, tim 9A tidak menyerah begitu saja. Mereka terus berusaha merebut bola dan akhirnya berhasil mencetak gol balasan melalui tendangan dari 9F. Skor sementara menjadi 1-1, dan suasana di lapangan semakin memanas.

Pada babak kedua, tim 9F kembali menunjukkan dominasinya. Dengan strategi umpan pendek yang cepat, mereka berhasil mencetak gol kedua di menit ke-12. Para suporter 9F bersorak riuh, sementara tim 9A mulai terlihat kelelahan. Namun, semangat mereka tidak luntur. Dengan teriakan motivasi dari teman-teman di pinggir lapangan, mereka terus berusaha mengejar ketertinggalan.

Sebagai wali kelas 9A, saya menyempatkan waktu untuk menonton pertandingan ini. Dari pinggir lapangan, saya melihat bagaimana anak-anak saya tetap gigih meski berada di bawah tekanan. Untuk memberikan dukungan lebih, saya mengirim pesan motivasi ke grup WhatsApp kelas 9A.

"Ayo tetap semangat, tim 9A! Kalah menang itu urusan nanti, yang penting berikan permainan terbaik. Kami bangga pada kalian!"

Pesan ini juga saya kirimkan ke grup paguyuban orang tua agar mereka ikut memberikan semangat. Tidak lama setelah itu, para orang tua mulai membalas dengan emotikon dan kata-kata penyemangat, membuat suasana semakin meriah.

Menjelang akhir pertandingan, tim 9F berhasil mencetak dua gol tambahan, memperlebar jarak menjadi 4-1. Meski begitu, tim 9A tidak mau menyerah. Dengan sisa tenaga yang ada, mereka melancarkan serangan terakhir. Melalui kerja sama yang apik, Tiyo dari 9A mencetak gol indah di menit-menit terakhir, membuat skor menjadi 4-2.

Ketika peluit panjang berbunyi, pertandingan resmi berakhir dengan kemenangan 9F. Para pemain dari kedua tim saling berjabat tangan dengan penuh sportivitas. Meskipun kalah, wajah pemain 9A tetap ceria. Mereka tertawa bersama sambil saling mengevaluasi permainan.

"Bagus, kalian sudah bermain luar biasa," saya berkata kepada mereka sambil menepuk bahu Fadhil. "Kalah itu biasa, yang penting kalian tetap semangat dan belajar dari pertandingan ini."

Setelah pertandingan, saya mengirim pesan lagi ke grup kelas 9A.

"Terima kasih sudah bermain dengan penuh semangat. Kalian sudah membuat kami semua bangga. Ingat, kalah bukan berarti gagal, tetapi adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik. Terus berlatih ya!"

Beberapa siswa membalas pesan saya dengan ucapan terima kasih. Salah satu dari mereka bahkan bercanda, "Bu, kalau kami menang, nanti traktir ya!" Saya hanya tertawa dan membalas dengan emotikon senyum.

Sementara itu, di grup paguyuban para orang tua juga memberikan dukungan. Salah satu orang tua berkata, "Tidak apa-apa kalah, yang penting anak-anak tetap kompak dan menikmati kebersamaan ini."

Meski hasil pertandingan tidak berpihak pada kelas 9A, semangat dan kebersamaan yang mereka tunjukkan menjadi pelajaran berharga. Bagi saya, melihat mereka tertawa dan saling mendukung jauh lebih berarti daripada sekadar kemenangan di atas kertas. Lomba futsal ini bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga tentang persahabatan, kerja keras, dan kegembiraan yang mereka bagikan bersama.

Cepu, 20 Januari 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun