Karya: Gutamining Saida
Sejak beberapa waktu belakangan, tubuh saya terasa tak seperti biasanya. Sakit pantat yang datang silih berganti, disertai dengan rasa panas yang tak kunjung hilang membuat saya khawatir. Saya memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter saraf. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menyarankan agar saya memeriksakan diri ke dokter keluarga untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebelum ke dokter keluarga, saya pulang terlebih dahulu. Untuk mengambil kartu periksa. Saya sebagai anggota BPJS sehingga dapat memanfaatkan fasilitasnya. Waktu yang cukup melelahkan akhirnya ketemu juga kartu yang tak pernah terpakai.
Sampai di dokter keluarga sudah pukul 08.00 WIB pasien sudah tidak ada. Ruang tunggu kosong hanya ada seorang yang berada di loket. Itupun tanpa peduli ada pasien datang, saya serasa dicuekin. Dia focus pada layar computer. Saya berusaha sabar menanti sampai dia menyapa. Akhirnya petugas tersebut memanggil saya dan tanya ini itu. Saya memberitahu akan periksa dan minta rujukan ke rumah sakit. Pelayanan dokter praktik membuat nyaman. Memberikan beberapa alternatif dan memberikan surat yang saya minta.
Dengan secarik surat rujukan di tangan, saya bergegas menuju rumah sakit umum daerah (RSU). Ini adalah kali pertama saya mengunjungi RSU Cepu. Â Saya merasa sedikit bingung dengan prosedur pendaftarannya. Setelah bertanya kepada petugas, akhirnya saya mendapatkan nomor antrian 23. Dengan sabar, saya menunggu di ruang tunggu ditemani suami dan anak tercinta.
Saya mengamati sekeliling. Ruang tunggu tampak penuh dengan pasien yang memiliki berbagai macam penyakit. Ada yang terlihat sangat sakit, ada pula yang tampak tenang menunggu giliran. Melihat mereka, saya jadi merasa tidak sendiri dalam menghadapi penyakit.
Waktu terasa berjalan begitu lambat. Jam dinding menunjukkan pukul 09.00 WIB. Waktu yang sudah ditentukan untuk pemeriksaan. Namun, dokter belum juga muncul. Saya mencoba bersabar, sambil sesekali melihat, membaca chats yang masuk di handphone.
Akhirnya, setelah menunggu sekitar satu jam, nama saya dipanggil. Dengan langkah gontai, saya mengikuti perawat menuju ruang pemeriksaan. Di dalam ruangan, dokter dengan ramah menyapa dan mulai menanyakan keluhan-keluhan. Setelah mendengarkan cerita saya, dokter memutuskan untuk melaksanakan rontgen untuk mengetahui penyebab pasti dari penyakit yang saya derita.
Rasa cemas mulai menyerang. Saya terus bertanya-tanya dalam hati, apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh ini? Apakah penyakit saya akan segera sembuh? Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya hasil rontgen keluar. Dilanjut untuk antri lagi agar bertemu dokter. Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut dengan detail. Ternyata, penyakit yang saya derita tidak terlalu serius. Saya hanya perlu mengonsumsi obat-obatan secara teratur dan pola hidup sehat.
Mendengar penjelasan dokter, rasa lega seketika meliputi hati. Akhirnya, misteri penyakit yang selama ini membuat saya bingung telah terpecahkan. Saya berterima kasih kepada dokter atas semua bantuannya.