Karya: Gutamining Saida
Suasana di SMPN 1 Kedungtuban terasa berbeda. Sebuah program penting yang dinamakan GERCAK (Gerakan Cegah Kanker) tengah berlangsung, bekerja sama dengan Puskesmas Kedungtuban. Imunisasi HPV (Human Papillomavirus) adalah pemberian vaksin untuk melindungi tubuh dari infeksi virus HPV yang merupakan penyebab utama berbagai penyakit. Termasuk kanker serviks, kanker anus, kanker orofaring serta kutil kelamin.
Program ini memberikan imunisasi HPV kepada siswi perempuan sebagai langkah pencegahan kanker serviks. Sejak pukul 09.00 WIB, tim dari Puskesmas yang terdiri dari ibu-ibu petugas imunisasi, tiba di sekolah dengan peralatan lengkap. Mereka disambut dengan hangat di ruang kaca oleh Kepala Sekolah, Bu Rini, Bu Heny dan Bu Saida. Kepala Sekolah dengan ramah menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama dengan pihak Puskesmas.
Di ruang kaca, tim BIAS HPV dari Puskesmas menjelaskan tujuan kedatangan mereka. Mereka akan memberikan imunisasi HPV pada lengan kiri bagian atas kepada siswi perempuan dari kelas 9. Dari kelas 9A hingga kelas 9G.
Setelah pengarahan selesai, pelaksanaan imunisasi dimulai dari kelas 9B. Keputusan ini diambil karena kelas 9A sedang menjalani ulangan, sehingga urutannya disesuaikan dengan jadwal. Satu per satu siswi dari kelas 9B memasuki ruang kaca. "Imunisasi ini adalah bentuk kepedulian terhadap kesehatan kalian. Jangan takut, ini demi masa depan kalian," ujarnya Tim HVP kepara siswi yang sudah mulai berkumpul di ruang kaca. Pelaksanaan imunisasi dimulai. Petugas yang melaksakan imunisasi tiga orang sedang yang lain membantu mempersiapkan alat dan vaksin. Di dalam ruangan, suasananya cukup teratur. Para petugas imunisasi sudah bersiap dengan peralatan medis mereka.
Bu Rini dan Bu Saida ikut memberikan penguatan kepada para siswi saat imunisasi dilaksanakan. Hal ini membuat para siswi lebih percaya diri dan tidak takut. Sadar pentingnya vaksinasi  meskipun sebagian dari mereka masih terlihat cemas.
Namun, tidak semua siswi terlihat tenang. Beberapa tampak percaya diri dan siap disuntik, sementara yang lain mulai menunjukkan berbagai ekspresi emosi. Ada yang tersenyum penuh semangat, tetapi ada juga yang terlihat gugup, menanggis. Ketika giliran pertama dimulai, seorang siswi yang tampak berani melangkah maju lebih dulu dan ia berhasil mendapatkan imunisasi dengan lancar. Di sisi lain, ada juga siswi yang sangat antusias. Mereka masuk dengan percaya diri. Bahkan memotivasi teman-temannya yang masih ragu.
Ketika giliran kelas 9D, suasana mulai berubah menjadi lebih heboh. Di antara para siswi, ada yang mulai menangis bahkan sebelum masuk ke ruang kaca. Beberapa harus dipeluk oleh teman-temannya untuk menenangkan diri. Salah satu siswi bahkan menolak masuk ruang kaca sambil menangis meraung-raung. Para guru yang mendampingi, termasuk Bu Rini bekerja keras memberikan motivasi dan dukungan moral kepada mereka.
"Ayo, ini tidak sakit kok, cuma sebentar," kata Bu Rini mencoba menenangkan salah satu siswi.
"Iya, ikhlaskan lenganmu untuk divaksin," ujar salah satu Tim dari puskesmas.
Ketika bel istirahat berbunyi, kegiatan imunisasi dihentikan sementara untuk memberikan waktu kepada para siswa dan siswi beristirahat. Mereka segera menuju kantin untuk membeli jajanan favorit mereka. Suasana kantin menjadi lebih hidup, dengan obrolan tentang pengalaman vaksinasi yang baru saja mereka alami. Ada yang membicarakan rasa nyeri di lengan, ada juga yang bercanda tentang siapa yang paling takut tadi.
Setelah istirahat selesai, kegiatan imunisasi dilanjutkan dengan giliran kelas 9D, 9A, 9F, dan 9G. Saat giliran kelas 9A tiba, beberapa siswi yang sudah selesai ulangan terlihat lebih santai dan langsung mengikuti proses vaksinasi tanpa banyak drama.
Saat giliran siswi dari kelas 9F dan 9G, berbagai reaksi emosional kembali terlihat. Ada yang meminta dipeluk oleh guru sebelum disuntik. Ada juga yang memejamkan mata dan menggenggam tangan teman di sebelahnya untuk mencari ketenangan. "Ayo, sudah selesai!" ujar Bu Saida sebab siswi tersebut masih tetap duduk belum beranjak dari kursi.
Beberapa siswi terlihat mencemaskan rasa sakit, meskipun para petugas imunisasi berulang kali menjelaskan bahwa hanya ada nyeri lokal sesaat setelah imunisasi, tanpa efek samping lainnya. Untuk siswi yang sudah selesai, rasa lega dan bangga terlihat jelas. Mereka bahkan membantu menyemangati teman-teman yang masih menunggu giliran.
Program GERCAK ini menjadi bukti nyata kepedulian Puskesmas Kedungtuban terhadap kesehatan generasi muda. Khususnya dalam pencegahan kanker serviks. Para petugas kesehatan yang sabar dan profesional membantu menciptakan suasana yang mendukung, meskipun tantangan emosional dari para siswi cukup menguji kesabaran mereka.
Setelah semua siswi selesai divaksin, Bu Rini mewakili kepala sekolah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim dari Puskesmas Kedungtuban. "Kami sangat menghargai upaya ini. Semoga imunisasi ini memberikan manfaat besar untuk masa depan anak-anak kami," ujarnya.
Kegiatan GERCAK di SMPN 1 Kedungtuban tidak hanya memberikan kekebalan tubuh kepada para siswi tetapi juga mengajarkan mereka pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Meski penuh dengan kehebohan dan berbagai ekspresi emosi. Program ini berhasil diselesaikan dengan baik. Para siswi yang awalnya takut akhirnya bisa tersenyum lega setelah semuanya selesai.
Hari itu menjadi salah satu momen berharga di sekolah. Selain menambah wawasan kesehatan, kegiatan ini juga mempererat hubungan antar siswa, guru, dan petugas kesehatan. Semua pihak berharap, program seperti ini dapat terus dilaksanakan untuk mendukung kesehatan generasi penerus. GERCAK bukan sekadar singkatan, tetapi sebuah gerakan nyata memberikan perlindungan awal menuju masa depan yang lebih sehat. Semoga bermanfaat.
Kedungtuban, 21 November 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI