Mohon tunggu...
Guswanda Putra
Guswanda Putra Mohon Tunggu... Insinyur - #nelayanintelektual

Orang biasa yang hanya berprofesi sebagai praktisi perikanan dan kelautan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kehidupan Sosial menurut Islam

1 Januari 2016   20:08 Diperbarui: 21 Juli 2018   10:41 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya kami tidak ingin mebandingkan antara kehidupan sosial menurut Islam dengan Kapitalisme, sebab memang tidak ada titik pertemuannya antara kedua faham ini, kecuali dalam persoalan bahwa setiap seseorang itu mempunyai hak penuh dalam pemilikan serta adanya kelonggaran untuk berlomba-lomba dalam lapangan produksi.

Namun hak memiliki dalam ajaran kehidupan sosial menurut Islam harus tunduk kepada kemaslahatan ummat dan masyarakat, sedang dalam doktrin kapitalisme adalah sebaliknya yakni kemaslahatan ummat dan masyarakat yang harus tunduk kepada kemaslahatan kapital.

Demikian pula mengenai kebebasan berlomba-lomba yang diizinkan oleh kehidupan sosial menurut Islam melapangkan jalan berlomba-lomba itu untuk setiap manusia dengan tujuan supaya meratakan rasa saling mencintai, tolong-menolong dan akhirnya dapat menciptakan kebahagiaan di seluruh masyarakat, sedangkan kapitalisme memberikan kelonggaran yang sedimikian itu dengan akibatnya yang sangat membahayakan yakni menimbulkan pertentangan, perselisihan dan kegoncangan di kalangan masyarakat ramai.

Memang sebenarnya tidak ada titik pertemuan antara kehidupan sosial menurut Islam dengan Kapitalisme itu, sebagai kenyataan politik. Karena kapitalisme barat penuh berlumuran dengan darah bangsa-bangsa. Kapitalisme barat adalah pendorong yang amat besar menuju penindasan dan penjajahan, penghisapan antara manusia terhadap manusia. Dari daki-daki dan kotoran-kotoran itu semerbaklah bau busuknya, berupa perbudakan, penjajahan, penggarongan hak dan perampasan, perampasan tenaga dan keringat manusia.

Jadi sekali lagi perlu ditandaskan, bahwa benar-benar tidak ada titik-titik pertemuannya sama sekali antara kehidupan sosial menurut Islam dengan kapitalisme, baik dalam bidang atau segi apa pun juga, tidak cocok dalam aliran perekonomian dan tidak pula sesuai dalam kenyataan politik.

Kehidupan sosial menurut Islam bukanlah kehidupan sosial ala darwisy, ala pertapa atau ahli zuhud (yang keliru) sebagaimana halnya sebagian kaum Sufi atau kaum faqir miskin Hindu (yugi), yang menjauhi harta dan enggan memilikinya sebab takut akan menanggulangi kesulitan-kesulitan kehidupan atau tidak berani mempertanggung jawabkannya. Kehidupan sosial menurut Islam tidaklah demikian, tetapi suatu bentuk kehidupan sosial yang modern, sangat dibutuhkan oleh siapa pun, pembangunan yang paling sempurna untuk meneggakan masyarakat yang paling modern yang berkebudayaan tinggi.

Kehidupan Sosial menurut Islam dengan penetapannya-penetapnnya yang dimaksudkan untuk menjamin panca hak asasi manusia serta undang-undangnya yang meliputi pengayoman masyarakat, salah satu corak sosial yang memerangi kemiskinan, kesakitan, kebodohan, ketakutan dan kehinaan.

Kehidupan Sosial menurut Islam memberikan taraf kehidupan yang tinggi kepada seluruh manusia di dalam masyarakat. Sebagaimana kita maklumi bahwa yang dimaksudkan dalam pengertian kebutuhan-kebutuhan pokok (bukanlah hanya makanan dan minuman), ialah rumah kediaman, nafqah keluarga untuk selama setahun penuh, kendaraan atau pengangkutan, juga senjata, kitab-kitab yang berisi ilmu pengetahuan dan perkakas-perkakas untuk bekerja. Oleh sebab itu barangsiapa yang memiliki barang-barang yang dianggap sebagai kebutuhan-kebutuhan pokok di atas belumlah dianggap kaya yang diwajibkan mengeluarkan zakat.

Kehidupan Sosial menurut Islam dilaksanakan prinsip-prinsipnya untuk seluruh warganegara dalam suatu negara, baik dari golongan Muslimin atau bukan. Sebabnya demikian ialah karena prinsip-prinsipnya serta hak-hak yang diberikan kepada tiap-tiap warganegara itu adalah merata, secara umum, tidak seorang pun dapat dikecualikan. Masih teringat sama kita semua bagaimana orang-orang kafir dzimmi menikmati hak pengayoman masyarakat di dalam negara Islam yang waktu itu di bawah pimpinan Khalifah Umar bin Khattab r.a., tidak ada perbedaan sama sekali antar penduduk yang beragama Islam atau yang bukan Islam. Seluruhnya merata.

Kehidupan Sosial menurut Islam menghendaki supaya rakyat bekerjasama dengan pemerintah untuk merealisasikan pengayoman masyarakat, misalnya dalam peraturan nafqah keluarga dan lain-lain. Oleh sebab itu keuntungannya adalah amat banyaknya, seperti meringankn beban negara dalam neraca keuangannya, mengekalkan rasa ikatan yang didasarkan kepada kecintaan dan kemesraan, juga untuk mempererat tali kekeluargaan antara seluruh ummat.

Dasar-dasar faham kehidupan sosial menurut Islam itu ampuh. Oleh sebab itu dapat cocok dan sesuai untuk diterapkan di dalam masa apa pun, sekalipun suasana berubah-rubah, keadaan berganti-ganti, masyarakat makin maju atau keintelektualan makin bertambah.

Kehidupan Sosial menurut Islam itu musuh utama dari kemewahaan ataupun hidup berfoya-foya, baik di musim perang atau di waktu damai. Jadi jauh sekali dengan apa yang terjadi dalam aliran sosialisme atau negara-negara yang baru tumbuh, rakyat di situ diharuskan menjauhi kemewahan dan cara hidup berfoya-foya itu hanya di waktu dalam musim peperangan saja, sedang di waktu damai bukan semata-mata kemewahan tetapi bergejolaknya hawa nafsu menjadi merajalela.

Kehidupan Sosial menurut Islam menetapkan bahwa pemerintah, negara serta alat-alatnya dan juga golongan-golongan yang sedang berkuasa wajib tunduk kepada kehendak rakyat. Jadi berbeda dengan sosialisme ala komunis, yang mengharuskan rakyat supaya tunduk dan patuh selalu kepada kemauan segolongan kecil yang sedang berkuasa.

Pengayoman masyarakat yang diciptakan oleh kehidupan sosial menurut Islam itu lebih luas pengertiannya daripada yang dijadikan pengertian oleh aliran sosialisme. Sebagaimana kita telah maklumi dalam pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh fonding father kita bapak Syafrudin Prawiranegara didalam bukunya "Islam sebagai Pedoman Hidup" dan juga pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh Dr Musthafa Husni Assiba'i di dalam kitab beliau yang berjudul "Kehidupan Sosial Menurut Islam: Tuntunan Hidup Bermasyarakat" mengenai pengayoman masyarakat. Pengayoman masyarakat meurut Islam lebih menjamin kehormatan dan kebahagiaan manusia dalam masyarakatnya.

Kehidupan Sosial menurut Islam bukan semata-mata merupakan teori saja, sebagaimana yang terdapat dalam agama-agama kuno, juga bukan didasarkan atas belas kasihan atau iba hati, sebagaimana yang terdapat dalam aliran-aliran atau madzhab-madzhab sosialisme di masa kebangkitannya di Eropa sebelum Marxisme. Tetapi kehidupan sosial menurut Islam adalah berupa amalan yang nyata yang disertakan pula dengan adanya syari'at yang harus dipatuhi oleh segenap ummat manusia, seperti juga undang-undang negara yang lain.

Bahkan tidak terbatas sampai di situ saja, tetapi kehidupan sosial menurut Islam adalah satu bagian yang asasi, yang pokok dari sekian banyak tanggung jawab yang wajib dilaksanakan oleh Negara Islam di dalam Daulat Islamiah, sejak bangunnya dalam abad ke-delapan dahulu.

Inilah sepatah dua patah kata yang perlu kami kemukakan kepada kita semua pada hari ini dengan harapan semogalah ia mendapatkan tempat yang wajar dalam kalbu nurani kita, menerimanya dengan perasaan puas dan mantap. Dengan demikian kita semua benar-benar akan menjadi penolong kebenaran di tengah bangsa kita, hendaklah kita semua dengung-dengungkan kalimat kebenaran yang kokoh itu di telinga pemerintah kita dan kepala-kepala pemerintahan yang sedang berkuasa. Sekiranya ini enggan kita melaksanakannya, maka seperti kata Dr Musthafa Husni Assiba'i di dalam bukunya "Biarlah kami ucapkan itu sebagai catatan sejarah pada hari ini dan sejarah pun pasti akan mengemukakan pendapatnya mengenai ini pada hari yang akan datang".

Wahai Allah, berilah kita pertolongan untuk melaksanakan kebaikan kebenaran, berilah kita petunjuk mana-mana yang menyebabkan kebahagiaan kita, berilah kita kekuatan untuk menolong segenap ummat manusia dari kezhaliman politik yang menentang dan melawan syaria't-syaria't Allah serta kesopannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun