Seiring perkembangan jaman, teknologi juga ikut berevolusi menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Masih ingat dalam ingatan kita bagaimana dulu kita menggunakan teknologi telepon menggunakan media kabel sehingga mobilitas kita sangatlah terbatas. Dulu transfer data hanya masih terbatas pada audio saja. Kemudian mulai berkembang dengan adanya penemuan teknologi transfer data nirkabel yang diterapkan pada banyak perangkat, dari awalnya infra red, bluetooth hingga yang paling mutakhir adalah menerapkan wifi pada banyak hal.
Membahas mengenai transfer data, tidaklah lepas dari yang namanya transfer informasi. Dulu sebagian besar masyarakat mendapatkan informasi melalui media cetak surat kabar dan media elektronik televisi.
Selain sebagai sumber informasi televisi juga sebagai sumber hiburan. Namun semenjak adanya teknologi internet yang terus berkembang, ketergantungan sumber informasi dan hiburan dari beberapa sumber tersebut mulai perlahan ditinggalkan.
Pada tahun 1990 hingga 2000an ada sebuah sinetron berjudul “Tersanjung” yang menjadi komoditas hiburan bagi ribuan pemirsa di Indonesia, bahkan sampai diproduksi hingga 7 musim. Ada juga Keluarga Cemara yang mempunyai inspirasi cerita kehidupan sehari-hari.
Salah satu quote yang masih diingat adalah harta yang paling berharga adalah keluarga. Media televisi yang merupakan perantaranya, mendapatkan tempat di hati pemirsa.
Perlu diketahui untuk mendirikan sebuah stasiun televisi, membutuhkan sarana dan prasarana yang cukup mahal di samping perijinan yang cukup kompleks. Sehingga di Indonesia mungkin hanya beberapa stasiun televisi yang berdiri.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat dan tak terbendung, mau tidak mau akan mempunyai dampak positif dan juga dampak negatif terhadap berbagai hal. Mudahnya akses internet melalui gadget didukung oleh situs web berbagai video sebagai salah satu wadah untuk eksplorasi konten audio visual, menjadikan beberapa media tersebut tergerus akan keberadaannya.
Mulai dari media cetak yang perlahan-lahan hilang terkikis oleh maraknya artikel online dan portal web. Tinggal media televisi yang masih bertahan di tengah boomingnya konten audio visual di situs web berbagi video yang dapat diakses disegala penjuru negeri.
Inovasi media televisi dengan merubah metode siarannya menjadi siaran digital patut ditunggu hasilnya. Dengan mengandalkan siaran digital yang outputnya hanya di perangkat televisi digital dan Set up box, maka mobilitas kita sebagai pemirsa masih sangatlah terbatas. Seperti kita ketahui, pun dengan perubahan jenis media digital, kalau penontonnya masih terbatas hanya dapat melihat output siaran TV melalui pesawat televisi itu juga masih menyisakan PR tersendiri.
Mungkin inovasi dengan adanya tv streaming via media internet yang bisa diakses melalui gadget di mana saja bisa setidaknya solusi dalam menyeimbangkan peran media televisi sebagai sumber informasi dan hiburan bagi pemirsa.
Dengan tv streaming, audience dapat mengaskses informasi dimanapun dan kapanpun tanpa terikat ruang dan waktu. Tinggal bagaimana persaingan konten dari media televisi diadu dengan kreativitas para content creator yang lahir secara instan dan massal. Semuanya kembali kepada anda sebagai pengguna konten yang bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H