Dibalik tirai ia duduk bersila
Disampingnya sesosok mayat nampak tenang
Bicaralah ia menggurui si mati
Seolah lebih tinggi dan mengetahui
Ia nyanyikan irama abadi
Ia tuang secangkir nafsu
Sudikah si mati digurui macam itu ?
Hanya termenung disampingnya
Bagaikan tak mengerti ucapan si dungu
Teruslah mereka berseteru
Adakah kau lihat hujan saling mendahului ?
Adakah mereka menderu satu dengan yang lain ?
Begini saja sampai berdebu
Seruanmu tak bisa goyahkan mereka
Mereka yang memperdebatkan hampanya dunia
Ketidaktahuan mereka bagai keledai tersesat
Sepi telah menggugat pikiran
Kupikir kau hadir lihatku
Tumpah akal ditutup bejana
Rasuki ia sang dermawan
Racuni ia sang adil
Aku cekik para pengadil
Aku tanggalkan corak luka
Kini sabda-nya menggema jauh
Menggonggong macam anjing linglung
Mengejar penadah tulang belulang
Menyaksikan mati diusung senja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H