Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Seni

Penafsiran Kitab Suci dalam Liturgi Gereja Katolik

18 Desember 2022   10:35 Diperbarui: 18 Desember 2022   10:39 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kitab suci sungguh-sungguh digunakan dalam Liturgi Katolik. Liturgi Katolik adalah aktualisasi dari Kitab Suci. Apabila ada kelompok tertentu yang mempertanyakan asal dari Liturgi Katolik, maka jawabannya berasal dari Kitab Suci. Sungguh nyata bahwa Liturgi kita merupakan realisasi dari Kitab Suci. Sehingga setiap umat Katolik tidak boleh lupa penggunaan Kitab Suci di dalam Liturgi.

Ada yang disebut terjemahan Liturgis di dalam Liturgi. Di dalam Missale dan di dalam Lectionarium. Ada perbedaan dengan bacaan dalam Kitab Suci. Lebih baik gunakan teks Liturgi yang ada. Lebih ideal menggunakan teks-teks terjemahan yang telah dibuat oleh Gereja. Oleh karena itu, Lectio Divina menjadi sangat penting dan dianjurkan agar kita berdoa menggunakan teks Kitab Suci.

Penggunaan Alkitab dalam pelayanan pastoral. Dimaksudkan agar orang semakin mengenal Kristus.

Penggunaan Alkitab dalam pelayanan Pastoral menjadi nyata dalam katekese, homili, dan kerasulan KS. Gunakanlah juga teks Kitab Suci apabila kita hendak melakukan katekese. Sumber dari katekese harus diambil dari Kitab Suci.

Homili artinya menerangkan teks KS dan selanjutnya mengaktualkan teks KS. Dalam menerangkan teks KS, kita perlu membaca pertama-tama KS dan setelah itu membaca komentar-komentar tentang KS. Kita perlu membaca teks dengan memperhitungkan siapa audiens. Jadi, from bible to life. Khotbah harus berangkat dari teks. Sehingga diperlukan persiapan. Kita berada dalam doa di hadapan Allah dan di hadapan Saudara-saudara.

Dalam Gerakan Ekumene.

Alkitab itu diterjemahkan bersama dalam rangka KVII. Ekumene yang didasari dan dimulai oleh Gereja. Gerakan ini menjadi gerakan yang berangkat dari tradisi iman. Namun pentingnya di sana ada DIALOG. Di dalam Ekumene yang mau ditonjolkan ialah bersumber dari sumber yang sama (KS). Dalam konteks ini juga perlu dikritisi karena Gereja Katolik juga melihat sumber ini dengan berdasar pada TRADISI Gereja. Sehingga Ekumene itu dibawa dan dibicarakan dalam DIALOG.

EKUMENISME berdasar pada Keterbukaan. Gereja Katolik paling terbuka dalam hal ini, secara khusus iman Gereja. Semua hal dalam Gereja dibuka dan disampaikan ke luar. Namun pertanyaan lanjut bagaimana tanggapan mereka yang di luar Gereja?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun