Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana Sikap Orang Muda dalam Menghadapi Konflik dan Masalah?

23 Agustus 2021   09:10 Diperbarui: 24 Agustus 2021   02:18 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketika dalam konflik bullying oleh teman. (sumber: shironosov via kompas.com)

Sebagai orang muda, kita semua haruslah berjiwa muda. Berjiwa muda berarti siap untuk memperjuangkan kebenaran yang sejati dalam hidup kita. 

Kita adalah harapan, masa depan bangsa dan negara, bahkan dunia. Saya melihat bahwa Anda sekalian adalah gambaran dunia ke depannya. 

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak anda sekalian untuk mampu mengambil sikap yang benar dalam menghadapi konflik dan pertikaian.

Perkembangan dunia sampai sekarang, tidak pernah terlepas dari konflik dan pertikaian. Ada banyak hal yang bisa menghadirkan konflik dan pertikaian. Contohnya masalah agama. 

Orang bisa saling membenci dan melukai hanya karena agama mereka berbeda. Bahkan ada yang siap menghilangkan nyawa orang lain atas nama agama. Ada juga masalah rasisme. 

Orang menjadi saling curiga dan merendahkan satu dengan yang lain karena memiliki ras yang berbeda dengan mereka. Contoh-contoh yang telah saya sebutkan merupakan konflik yang sangat luas dan sering terjadi di dunia! Nah, sekarang, coba kita lihat konflik yang lebih khusus terjadi di dalam keluarga kita. 

Bisa jadi, kita sedang mengalami konflik di dalam keluarga. Konflik dalam keluarga itu seperti KDRT, adanya kekerasan dalam rumah tangga, ayah dengan mudah marah sampai memukul ibu karena alasan yang tidak jelas. Anak-anak ditelantarkan oleh orangtua karena tidak mampu menanggung biaya hidup mereka. 

Ada juga anak-anak yang tidak nyaman dan merasa aman untuk tinggal di rumahnya, karena takut kepada orangtuanya yang kasar. Dan masih banyak lagi konflik yang sering terjadi atau bahkan kita alami dalam hidup ini.

Sekarang, ketika kita berada di dalam situasi konflik yang demikian, apa yang harus kita lakukan. Ada lima langkah yang bisa kita lakukan yaitu:

Pertama, kita perlu membangun kesadaran. Kita perlu sadar bahwa kita adalah anugerah terindah yang Tuhan ciptakan dan hadirkan di tengah dunia dan untuk sesama manusia. Maka, kita perlu bersyukur atas kehidupan ini, terlepas dari konflik atau pertikaian yang kita alami.

Kedua, kita perlu tahu bahwa masalah atau konflik merupakan bagian dari pembentuk kehidupan kita. 

Masalah dan konflik harus ada agar kita dapat memperjuangkan kebenaran, keadilan dan perdamaian. Konflik sering terjadi karena kurangnya pemahaman yang baik dan benar dari pihak tertentu.

Konflik juga terjadi karena kurangnya kesadaran dalam diri setiap orang yang memulai konflik. Maka langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan ialah:

Kita diharapkan untuk mampu berserah dan berpasrah kepada Tuhan untuk menuntun dan membimbing kita dalam menghadapi konflik yang terjadi. Kita diajak untuk melihat konflik sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang dalam iman. 

Ketika mengalami konflik, kita perlu mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, bukan lari dari masalah yang ada. Proses untuk menyelesaikan masalah haruslah dilakukan dengan pikiran yang tenang, jangan sampai terbawa emosi dalam prosesnya. 

Karena ketika kita terbawa emosi, maka pikiran kita tidak akan terfokus pada penyelesaian masalah, tetapi akan menambah masalah baru.

Langkah keempat yang bisa kita lakukan ialah "memaafkan" mereka yang telah berkonflik dengan kita. Kita diajak untuk berani melepaskan rasa kesal, dendam, dan amarah yang ada dalam diri kita. Meminta atau memberi "maaf" pada "lawan" merupakan langkah paling mendasar untuk menyelesaikan konflik atau pertikaian yang terjadi.

Dan langkah yang terakhir ialah mendoakan mereka yang telah berkonflik dengan kita. Kita mendoakan mereka agar Tuhan selalu mendampingi dan mengarahkan mereka di jalan yang benar dan tepat. Doa merupakan sarana paling mujarab untuk membangun perdamaian di antara kita. 

Doa menjadi senjata paling ampuh, di mana manusia dengan segala keterbatasannya memohon pertolongan yang ilahi dalam penyelesaian konflik yang terjadi.

Hanya dengan doa, kita juga dapat bertahan di dalam penderitaan atau kemalangan yang terjadi, karena kita sadar bahwa kita tidak berjalan sendirian. Kita selalu didampingi dan dinaungi oleh lindungan Tuhan. 

Oleh karena itu, sebagai orang muda yang berjiwa muda, marilah kita hidup dengan penuh keyakinan bahwa konflik atau pertikaian bukanlah alasan untuk menghambat pertumbuhan kita. 

Justru konflik dan pertikaian yang kita alami harusnya mengarahkan kita pada semangat untuk bertumbuh menjadi orang muda yang kuat dan bertanggung jawab.

Tetaplah menjaga semangat sebagai orang-orang muda! Jadilah orang muda yang patut untuk dibanggakan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun