Mohon tunggu...
Qorry Ein Wawa
Qorry Ein Wawa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Aku? Aku hanyalah pemudi yang berusaha untuk menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Balik Sebuah Pintu-Hati

7 Februari 2024   21:00 Diperbarui: 7 Februari 2024   21:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekarang, aku berada di depan sebuah pintu

Pintu yang terkunci rapat, dengan besi sebagai bahannya

Dalam diam, aku berpikir

Apa yang ada di dalamnya?

Apakah ada seseorang di dalamnya?

Apa yang akan terjadi jika aku membukanya?

Di tanganku, terdapat sebuah kunci perak yang nampak sederhana

Kucoba memasukkan kunci dan membuka pintunya

Di dalam sana, lampu gantung berkelap-kelip memantulkan cahaya

Bak istana yang megah, jalan masuknya dilapisi oleh karpet merah

Vas bunga tertata rapi di setiap sudut ruangan

Tercium baunya, harum menyelera

Apabila aku memasuki ruangan-ruangannya

Hanya kata mewah yang pantas diucapkan

Apabila aku memasuki ruang makan

Aroma makanan tercium harum, membujukku untuk mulai menikmati hidangan

Dipan yang membuat siapapun akan tertidur dan bermimpi

Air yang hangat namun menyegarkan tubuh

Gaun-gaun yang nampak begitu anggun

perhiasan yang mengkilap memanjakan mata

Ah, andaikan tempat ini milikku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun