Semakin maraknya individualisme dan kedangkalan pola pikir manusia menjadi keprihatinan bersama. Masalah-masalah yang menyasar pola pikir dan karakter manusia rasa-rasanya sangat berbahaya, karena segala inovasi, motivasi, dan aksi berasal dari pola pikir dan karakter.
Apabila pola pikir dan karakter tersebut sudah mulai rusak, maka inovasi, motivasi, dan aksi yang ada dapat menimbulkan masalah baru. Maka dari itu pembinaan rohani di masa modern sungguh dibutuhkan. Pembinaan rohani berfokus pada pembinaan dimensi pikir manusia yang menyasar kepercayaan, pola pikir, dan karakter. Salah satu cara terbaik untuk melawan masalah pola pikir dan karakter yang disebabkan oleh modernisasi adalah pembinaan rohani. Hal itu jelas, karena pembinaan rohani langsung menyasar ke dimensi "dalam" manusia, seperti kepercayaan, pola pikir, dan karakter manusia.
Setidaknya ada dua tradisi seminari yang sangat tepat untuk diterapkan guna melawan arus indiviualisme dan kedangkalan pola pikir manusia. Kedua tradisi berikut masih jarang dilakukan di tempat-tempat lain. Tradisi yang pertama adalah refleksi. Seminari mengajarkan kepada para seminaris untuk berefleksi. Kegiatan berefleksi adalah kegiatan menarik diri dari kesibukan, lalu menuliskan satu pengalaman selama sehari yang dirasa mengesan (bisa berupa pengalaman menyenangkan, menyedihkan, mengecewakan, membuat marah, dan lain-lain).Â
Berefleksi bukan hanya menulis pengalaman mengesan selama sehari, tetapi menggali sebab, lalu mengambil makna dari sana. Seminaris secara tidak langsung dituntut untuk melihat sebuah pengalaman dari sudut pandang lain.
Dengan begitu, seminaris menjadi pribadi yang kritis dan mendalam, karena ia tidak menilai sebuah pengalaman dari apa yang terlihat secara langsung, tetapi mencoba menggali lebih dalam pengalaman tersebut, sehingga dapat meminimalisasi fenomena kedangkalan. Tradisi refleksi membantu seseorang untuk menyadari bahwa ia bukan yang satu-satunya, ada Allah dan orang lain yang hadir secara nyata dalam hidupnya. Â Dengan begitu, manusia akan menyadari identitasnya sebagai makhluk sosial, yang bergantung pada manusia lainnya.
Tradisi seminari yang kedua adalah meditasi. Meditasi menjadi salah satu sarana untuk menjadi sadar. Meditasi merupakan kegiatan di mana seluruh tubuh dalam suasana hening. Meditasi melatih orang untuk menjadi sadar pada dirinya sendiri. Saat bermeditasi, tak jarang orang merasakan gejolak-gejolak batin yang muncul di batinnya.Â
Meditasi mengajak orang untuk mengamati gerak-gerak batin tersebut. Ada suatu hukum dalam meditasi, yaitu jangan melawan apapun. Jangan melawan rasa gatal, jangan melawan rasa pegal, jangan melawan perasaan marah, dan sebagainya. Jangan dilawan, biarkan dan diamati saja. Meditasi mengajak orang untuk sadar, baik sadar akan perasaannya dan sadar akan perbuatannya. Lama kelamaan orang akan melakukan, mempertimbangkan, dan memutuskan sesuatu dengan kesadaran penuh. Hal ini dapat meminimalisasi kedangkalan pola pikir manusia. Seringkali orang mengolah suatu informasi secara mentah-mentah dan dalam suasana yang "tidak sadar".
Modernisasi menjadi suatu produk dari betapa kuatnya kekuatan rasio manusia. Rasio manusia yang mudah sekali berkembang menciptakan berbagai inovasi yang akhirnya menciptakan peradaban baru. Rasio manusia tetaplah milik manusia, yang tidak sempurna. Segala inovasi yang dihasilkan dapat menimbulkan masalah baru bagi manusia, misalnya fenomena individualisme dan fenomena kedangkalan pola pikir manusia. Dua masalah tersebut jelas menyasar pada dimensi pikir dan karakter manusia.Â
Dimensi pikir dan karaktrer manusia menjadi bagian yang vital, karena segala inovasi, motivasi, dan aksi manusia berasal dari dimensi ini. Apabila dimensi tersebut rusak, maka bisa diprediksi apa yang dapat terjadi selanjutnya. Di tengah arus modernisasi yang begitu kencang dan deras, pembinaan rohani menjadi sesuatu yang sangat penting, karena pembinaan rohani langsung menyasar pada dimensi pikir dan karakter manusia.Â
Ada dua tradisi seminari yang dirasa cocok untuk meminimalisasi fenomena individualisme dan kedangkalan pola pikir manusia, yaitu tradisi refleksi dan tradisi meditasi. Masalah dimensi pikir dan karakter manusia yang ditimbulkan oleh modernisasi menjadi suatu keprihatinan bersama. Maka dari itu, pembinaan rohani menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menyikapi masalah-masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA