Mohon tunggu...
Gusti Ken o Rama Dewa
Gusti Ken o Rama Dewa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Hai, selamat membaca. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Covid-19 Bagian dari Sejarah

17 April 2020   16:10 Diperbarui: 17 April 2020   16:13 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: theguardian.com

Hai semuanya, saya mau sedikit bercerita tentang pengalaman saya dalam menghadapi COVID-19. Tahun ini merupakan tahun yang berat, dimana semua kejadian yang tidak kita inginkan terjadi di tahun ini. Mulai dari awal tahun bencana banjir terjadi dimana-mana, Australia mengalami kebakaran besar, hingga akhirnya covid-19 yang terjadi pertengahan tahun 2020. mungkin saya tidak perlu menjelaskan lagi apa itu covid-19. Karena, artikel tentang virus ini sudah sangat banyak dan pastinya kalian sudah paham. Dan mungkin tahun ini tidak akan bisa dilupakan dan menjadi bagian sejarah hidup saya.

Pada awalnya saya hanya menjalani hidup normal seperti biasa. Saya bersekolah, jalan-jalan, dan melakukan hal lain seperti biasa. Beberapa minggu berlalu, muncul banyak berita tentang virus corona yang berasal dari China. Virus ini sangat cepat menyebar ke seluruh dunia. Awalnya saya hanya meremehkan virus ini. Saya sering berfikir bahwa virus ini hanya virus biasa dan tidak akan masuk ke Indonesia. Ternyata saya salah, virus ini menyebar ke semua negara dengan sangat cepat. Indonesia merupakan salah satunya.

Tidak lama setelah itu di media dan televisi banyak diberitakan tentang warga Indonesia pertama yang positif virus corona, Kalau tidak salah merupakan warga kota Depok. Setelah mendengar berita ini banyak orang tidak menghiraukan, semua orang masih melakukan aktivitas seperti biasa tanpa rasa khawatir akan virus ini.

Di media sosial juga ramai membicarakan virus ini, ada yang menganggap serius virus ini dan ada juga yang membuat bercandaan virus ini. Beberapa minggu berlalu kasus positif corona melonjak tajam, angka pasien positif corona terus meningkat setiap harinya. Dalam keadaan ini pemerintah mulai mengambil tindakan serius.

Pemerintah mulai menerapkan social distancing, semua kegiatan di luar rumah dihentikan. Kantor-kantor mulai diliburkan dan mulai bekerja dari rumah, sekolah-sekolah di seluruh Indonesia diliburkan dan mulai belajar dari rumah. Tapi menerapkan hal ini tidak mudah dilalui, banyak resiko yang harus diterima oleh semua orang. Tidak semua orang memiliki kecukupan untuk berdiam diri di rumah, banyak orang yang masih mengandalkan penghasilan harian untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Banyak sekali keluhan bagi mereka yang megandalkan penghasilan harian. Terkadang saya merasa egois karena bisa hidup enak selama wabah corona, sementara diluar sana banyak orang kurang beruntung yang terkadang seharian belum makan karena mereka kehilangan sumber penghasilannya. Dengan keadaan seperti ini kita diuji untuk saling peduli terhadap sesama.

Kegiatan saya selama pandemi corona ini hanya berdiam diri di rumah dan belajar dari rumah. Belajar dari rumah merupakan pengalaman baru bagi saya. pengalaman yang akan saya ingat dan ceritakan kepada orang-orang sekitar saya suatu saat nanti, mungkin bukan orang terdekat saya saja melainkan kalian yang membaca artikel ini. Oke lanjut, jadi ketika mendapat pengumuman untuk belajar dari rumah saya merasa kaget dan senang. Dimana saya bisa bangun siang dan menghabiskan waktu di rumah.

Tugas-tugas sekolah juga diberikan secara online, saya menghabiskan waktu dengan hanya bermain hp dan Internet dan mengerjakan tugas sekolah. Tugas sekolah terasa lebih berat ketika dikerjakan di rumah, padahal ketika bersekolah seperti biasa saya rasa tugasnya sama saja. Tapi kita tidak boleh mengeluh, semuanya harus dihadapi dengan rasa syukur.

Durasi belajar di rumah juga bertambah setiap minggu yang bergantung pada keadaan virus ini. Sampai saya menulis artikel ini saya sudah 1 bulan #dirumahaja dan akan terus bertambah menyesuaikan keadaan yang terjadi di luar. Sejujurnya saya sangat bosan hanya berdiam diri di rumah, saya ingin kembali menjalani kehidupan normal seperti biasanya.

Pandemi ini juga sangat menggangu kegiatan dan rencana yang sudah dipersiapkan. Tapi saya juga tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi seperti ini. Apalagi untuk membantu mengatsi virus ini, saya hanya bisa membantu dengan berdiam di rumah dan tidak menambah penyebaran virus ini. Saya juga harus banyak-banyak bersyukur karena bisa hidup berkecukupan selama pandemi ini. 

Semua orang pasti menginginkan virus ini agar cepat berlalu, termasuk saya. Tapi  apa yang dapat kita lakukan untuk membantu dalam mengurangi penularan virus ini ? yang utama adalah berdoa kepada tuhan dan tidak keluar rumah. Kita juga dapat berdonasi kepada tenaga medis atau mereka yang membutuhkan. Ayo kita saling menjaga satu sama lain agar virus ini cepat hilang. Semoga virus ini cepat berlalu dan kita dapat menjalani kehidupan normal kembali. Tetap bersyukur dan selalu sabar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun