Mohon tunggu...
Nusa Borneo
Nusa Borneo Mohon Tunggu... -

Penggiat sejarah dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sambut Ramadhan Meriam Keraton Berdentum

31 Juli 2011   18:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:12 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua benda pusaka peninggalan kerajaan atau keraton memiliki nama, tak terkecuali sebuah meriam peninggalan kerajaan Matan Tanjungpura., Kalimantan Barat. Sepasang meriam perang dinamai “Meriam Padam Pelite “ yang menurut cerita apabila dibunyikan lampu pelite akan mati. Berbagai ritual adatpun harus dilakukan apabila hendak menyalakannya.

Untuk mengingat peristiwa sejarah itu kerajaan Matan Tanjungpura pada tanggal 31 Juli 2011 menyalakan Meriam Padam Pelite tetapi bukan untuk menghadapi perang melawan penjajah atau musuh melainkan untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan tahun 1432 H atau 2011 M.

Sebelum meriam “padam pelite” dinyalakan proses adat dilakukan terhadap benda pusaka ini. Diawali doa selamat, penggawe adat mulai membuka kain kuning 5 helai satu persatu yang menyelimuti meriam tersebut, kemudian dilanjutkan siraman airkembang tujuh rupa dan tepung tawar.

Prosesi adat selesai, meriam diangkat menuju halaman keraton untuk dinyalakan. Kini giliran pesuluh yang mengisi obat meriam agar dapat berbunyi, dan setelah disumbat meriam siap dinyalakan. Dooorrr… meriam “padam pelite” kerajaan Matan Tanjungpura berdentum sebanyak tiga kali sebagai tanda awal memasuki bulan suci ramadhan.

Turut hadir dalam prosesi adat menyalakan meriam pusaka ini adalah Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Ketapang Yudo Sudarto, Kodiim 1203 Ketapang, Dewan Sepuh Kerajaan, Dewan Mangku dan Pangeran Ratu Kertanegara Gusti Kamboja. Selamat menunaikan ibadah puasa, marhaban ya ramadhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun